Minggu, 06 Juni 2021

MENG-“CANCEL” DOA



Seorang Ustadz bertanya kepada muridnya yang masih duduk di kelas 6 MI. “Anakku, seberapa besar keimananmu kepada Allah?”. “Apakah kamu bisa percaya kepada Allah seratus persen?”. Dengan penuh percaya diri, sang murid menjawab. “Saya percaya kepada Allah seratus persen Ustadz!”. Kemudian Ustadznya berkata kembali. “Kalau kau percaya kepada Allah, mintalah kepada Allah uang satu Miliar….!”. “Bila kamu percaya kepada Allah, maka Allah pasti akan mengabulkan doamu”.

Dalam hati sang murid merasa kebingungan. Bagaimana mungkin Allah mengabulkan doanya. Sementara dia hanya anak kecil yang belum bisa bekerja. Semua kebutuhan hidupnya masih menjadi tanggungan kedua orang tuanya. Dari jalan mana Allah akan mewujudkan permintaannya. Semua seakan menjadi hal yang mustahil terjadi. Hatinya penuh keraguan meskipun mulutnya selalu memohon setiap hari.

Satu minggu kemudian, Ustadz bertanya kepada muridnya. “Bagaimana doamu, apa sudah dikabulkan Allah?”. Dengan muka lesu sang murid menjawab. “Belum dikabulkan Ustadz”. Kemudian Ustadz bertanya lagi; “Mengapa tidak dikabulkan, bukankah Allah Maha pemurah dan Maha mengabulkan doa hamba-Nya”. Sang murid terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan gurunya.

“Sebenarnya doamu tidak dikabulkan oleh Allah karena kamu sendiri yang membatalkannya”. “Kamu ragu dengan kekuasaan Allah, dalam hatimu tidak ada keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan semua doa”. “Bagaimana Allah mengabulkannya, sementara kamu tidak memiliki kepercayaan Allah mampu mengabulkan semua permintaan hamba-Nya”.

Dialog antara guru dan murid diatas, sebenarnya adalah pengalaman nyata seorang pengusaha yang kini telah sukses. Ia membagikan pengalaman masa kecilnya yang luar biasa. Di saat anak seusianya masih asyik bermain-main, dia sudah mendapat pelajaran penting tentang keyakinan kepada Allah. Bahwa keyakinan kepada Allah tidak boleh berkurang sedikitpun dalam segala situasi. Tidak boleh ada keraguan tentang keuasaan-Nya. Hal ini dicontohkan ketika berdoa, harus selalu yakin seratus persen bahwa semua doanya akan dikabulkan.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...