Jumat, 02 April 2021

Demam Catur




Pasca “duel” catur antara Grand Master Putri Irene Kharisma Sukandar versus Dadang Subur alias “Dewa Kipas”, olah raga catur kini mendadak banyak penggemarnya. Penjualan bidak catur omsetnya naik beberapa kali lipat. Kanal Youtube yang kontennya tentang catur juga ramai pengunjung. Inilah hikmah di balik viralnya “Dewa Kipas” yang melawan Gothamchees.

Sebelum pertandingan Irene melawan Pak Dadang, sebenarnya ada “aroma” ketegangan antara netizen pendukung keduanya. Biasa, saling ejek dan cenderung memancing perang komentar. Namun ternyata semua selesai di papan catur saja. Komentar yang saling respek antara Pak Dadang dan Irene setelah bermain menyejukkan semuanya. Irene yang menang mutlak dalam pertandingan melawan “Dewa Kipas” memang tampil elegan. Tidak ada kesan merendahkan dan membanggakan diri.

Sebagai “Orang Timur” sikap Grand Master Putri pertama di Indonesia ini pantas diapresiasi. Dia mencerminkan perilaku menghormati orang tua. Seperti falsafah leluhur kita, mikul dhuwur mendhem jero. Maknanya meninggikan atau menonjolkan kelebihan serta kebaikan orang tua dan menutupi kekurangan atau keburukan orang tua. Tentu orang tua tidak hanya dimaksudkan bapak dan ibu kita.

Catur sendiri merupakan permainan mengandalkan pikiran dan strategis. Konon catur sudah mulai ada pada abad ke-6 masehi. Sebagai permainan papan tertua dan populer di dunia, catur pertama kali muncul di India selama masa pemerintahan raja-raja Gupta. Di Indonesia catur sebenarnya kurang digemari. Peminatnya jauh bila dibanding sepak bola ataupun bulu tangkis.

Kini, catur mulai dilirik banyak orang. Catur tidak hanya permainan di gardu poskamling dan teman begadang. Generasi muda pun banyak yang memiliki minat tinggi terhadap catur. Ketika sesuatu didalami atau dilatih sampai ke tingkat profesional, semua akan mendatangkan kemakmuran. Buktinya, laga dwi tarung Dewa Kipas melawan Grand Master Putri (WGM)/Master Internasional (IM) Irene Kharisma Sukandar mendapatkan dukungan sponsor yang menyediakan total hadiah sampai Rp 300 juta.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...