Sabtu, 18 Desember 2021

KEMBALI KE DESA



Hidup di zaman sekarang dirasa sudah sangat penat. Kesibukan kerja, persaingan usaha dan tuntutan hidup dirasa semakin berat. Dunia yang semakin padat dan sibuk semakin membuat orang mudah lelah dan jenuh.

Tempat wisata menjadi kebutuhan penting bagi mereka yang hidupnya penuh "ketegangan". Semua butuh refresing. Dan ini tampak jelas dengan menjamurnya tempat-tempat wisata. Tanah lapang disulap menjadi taman yang menarik, sawah pun berubah menjadi tempat makan yang nyaman dengan saungnya yang menarik. Apa saja bisa menjadi sarana melepas lelah dan mencari udara segar.

Dulu banyak orang desa meninggalkan desanya menuju kota. Kota dianggap tempat yang ideal sebagai tempat tinggal. Di kota ibaratnya semua serba ada. Lapangan kerja banyak dengan upah kerja yang tinggi semakin menjadikan kota memiliki daya tarik bagi orang-orang kampung yang masih tertinggal. Tak heran banyak yang rela menjual tanah yang dimiliki untuk bisa tinggal di kota.

Ternyata tidak semua ada di kota. Di kota kita sulit mencari tempat yang sejuk dan nyaman untuk bersantai. Di kota udaranya panas siang dan malamnya. Di kota kita sering menjumpai orang-orang waktunya habis untuk bekerja. Tidak ada lagi waktu untuk sekadar bertegursapa dengan tetangga. Di kota warganya juga sulit mendapat ketenangan karena sepanjang waktu deru kendaraan tiada henti, tidak ada jeda meski tengah malam.

Kemana orang kota mencari hiburan. Akhirnya harus kembali lagi ke desa. Di saat-saat hari libur penduduk kota ramai-ramai mencari tempat yang masih asri. Mereka bosan dengan suasana kota yang selalu berisik. Bagi yang banyak kapitalnya mereka membangun vila di bukit yang sepi. Aneh memang. Dulu banyak yang ke kota karena mencari yang tidak ada di desa. Sekarang harus kembali ke desa karena mencari yang tidak ada di kota.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...