Minggu, 17 April 2022

PILIH SALAH KATA ATAU SALAH TULIS?



Kata yang terucap tak akan pernah bisa ditarik lagi. Dia bagaikan anak panah yang melesat jauh mencari sasarannya setelah dihempaskan dari busurnya. Namun tulisan yang salah masih bisa dibetulkan kembali. Ada kesempatan kita untuk membaca sebelum menyebarkan tulisan yang kita buat.

Menulis nyatanya lebih “mudah” dari berbicara. Ada waktu yang lebih panjang untuk menghasilkan sebuah karya tulis. Berbeda dengan berbicara langsung, dibutuhkan kecepatan berpikir dan mengatur gejolak suasana hati. Berbicara langsung sering terpengaruh dengan perasaan seseorang dan lawan bicaranya. Ini berbeda sekali dengan proses menulis.

Menulis lebih “genuine” dari pengaruh-pengaruh eksternal. Menulis akan lebih tertata dibandingkan dengan aktivitas berbicara langsung. Dan seandainya dalam proses menulis ada kesalahan, sangat mudah mencari alasan untuk meralatnya. Bisa saja kita sebut dengan salah ketik, kurang tanda baca ataupun argumen lain yang masuk akal.

Budaya menulis dari sudut pandang ini menunjukkan keunggulannya dibanding dengan budaya bicara. Budaya menulis lebih bisa dipertanggungjawabkan dibanding dengan kebiasaan berbicara. Bila banyak orang sadar akan keuntungan kebiasaan menulis, pasti mereka akan lebih senang membuat catatan daripada sekadar banyak berbicara.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...