Senin, 13 September 2021

BANYAK BERSYUKUR



Sebuah petuah untuk kita renungkan. Bersyukur itu sebanyak-banyaknya. Bersedih dan gembira itu seperlunya saja. Dengan bersyukur orang menjadi sabar. Sebaliknya bila hidup terus mengeluh maka sulit menggapai bahagia.

Bersyukur tidak harus menunggu Anda menjadi kaya. Karena justru dengan bersyukur hati akan menjadi kaya meski hidup dalam kesederhanaan. Bersyukur tidak perlu menanti bila kita telah berada dalam puncak kesuksesan. Karena bersyukur menjadikan jiwa kita ridha  dalam menjalani beratnya ujian hidup.

Dengan bersyukur tidak menjadikan nikmat berkurang. Bahkan semakin ditambah nikmat Allah yang telah diterima. Namun apabila enggan bersyukur, kita akan termasuk hamba yang kufur nikmat. Dan ancamannya adalah azab yang pedih.

Akan selalu ada nikmat yang wajib kita syukuri. Dalam harta, kesehatan jiwa dan raga, keluarga dan nikmat-nikmat lain yang tidak mungkin dihitung dengan rumus matematika. Jika seandainya semua nikmat itu pun tidak dimiliki, maka masih ada nikmat lainnya. Masih diberi kesempatan oleh Allah menatap indahnya mentari pagi seraya lisan yang tergerak mengucap tasbih dan memuji keagungan-Nya, itu pun nikmat yang besar.

Ya, kehidupan ini sebuah nikmat. Karena ketika masih ada kehidupan ada kesempatan untuk taat. Kesempatan sujud dan taubat. Di mana jutaan orang di bawah tanah sana seandainya diberi sebuah permintaan niscaya mereka ingin di kembalikan di dunia walau sesaat.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...