Senin, 25 Januari 2021

MENIRU ETOS KERJA CARLOS SLIM

 



Carlos Slim Helu adalah seorang miliarder keturunan Libanon. Ayahnya bernama Julian Slim imigran dari Libanon yang tinggal di Meksiko. Carlos Slim Helu adalah pemimpin utama dan CEO perusahaan telekomunikasi. Pada tahun 2011, Slim dinobatkan oleh Forbes menjadi orang terkaya di dunia untuk kedua kali secara berturut-turut dengan kekayaan bersih berkisar US$74 miliar (sekitar 1.036 Triliun).

Kepiawaian Carlos Slim Helu dalam dunia usaha diperoleh dari didikan ayahnya Julian Slim. Dia selalu memberi teladan yang baik bagi putra-putrinya. Terutama dalam hal etos kerja. Ia mengajarkan nilai-nilai moral dan dedikasi kepada anak-anaknya saat bekerja. Baginya, bekerja bukan sekadar mencari untung sebanyak mungkin dan memenuhi target penjualan. Namun, yang lebih penting adalah mencintai pekerjaan yang dilakukan. Menurut Julian Slim dia sukses karena memiliki tiga hal, yaitu bakat, kerja keras, dan bekerja dengan sepenuh hati.

Bila dikaitkan dengan aktivitas menulis. Yang pertama kita harus mencintai kegiatan menulis. Semua yang dilandasi kecintaan akan dilakukan dengan sepenuh hati. Selanjutnya tinggal kita bertahan dan sabar dalam menulis. Banyak penulis yang belajar menulis menghadapi tantangan dengan konsitensi. Aktivitas menulis membutuhkan kesinambungan. Karena untuk terampil menulis dan tulisan menjadi bagus enak dibaca membutuhkan proses belajar yang lama. Tidak ada yang instan dalam menekuni dunia menulis. Membutuhkan jalan yang panjang dan kesabaran menjalani praktik belajar.

Menulis bukan untuk sehari, sebulan atau setahun. Menulis seharusnya dilakukan sepanjang kita mampu. Selama tangan kita masih bisa menggerakkan pena atau menekan tombol-tombol abjad keyboard dan selama pikiran kita masih jernih dan melahirkan gagasan. Khazanah ilmu dalam pikiran kita harus “dilahirkan” dalam lembaran-lembaran karya. Karena hanya dengan itu, gagasan akan memiliki arti.

Menulis itu unik. Dengan terus menulis, ide kita akan dinamis. Ibarat sumber yang diambil airnya terus menerus. Semakin diambil maka akan semakin jernih dan segar airnya. Sedangkan mata air yang tidak pernah diambil airnya menjadi sarang nyamuk dan tidak bagus untuk diminum airnya.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...