Senin, 05 Juni 2023

Melanggar Kepantasan






Sebagai makhluk sosial, manusia mesti menyesuaikan dengan masyarakat di mana dia tinggal. Agar bisa diterima di komunitasnya, seseorang harus luwes dan tidak kaku dalam bersikap. Ada hal-hal yang bisa dikompromikan senyampang itu bukan urusan yang menyangkut masalah prinsip (keyakinan).

Bertetangga dan menjalin hubungan dalam masyarakat adalah sebuah keniscayaan. Sehebat apapun orang, ia tetap membutuhkan teman dan tetangga. Dan realitasnya, teman dan tetangga menjadi orang pertama yang sering kita minta bantuannya.

Menyapa tetangga adalah hal sederhana yang sering dianggap remeh. Sekilas, menyapa bukan sesuatu hal yang penting. Tapi ternyata dalam bermasyarakat itu menjadi hal yang tidak boleh diabaikan.

Orang yang enggan menyapa tetangganya memang tidak melanggar syariat agama namun melanggar kepantasan. Dalam bahasa agama itu yang dinamakan tidak memiliki adab. Dan pelanggaran nilai kepantasan dalam masyarakat atau pengingkaran nilai-nilai yang dijunjung ini sama tidak terpujinya dengan pelanggaran syariat agama.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi, maknanya sepatutnya kita mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat kita tinggal. Jadi, tidak perlu kita menjadi terlihat berbeda dengan yang lain.

 

 


Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...