Sabtu, 22 Agustus 2020

INVESTASI DENGAN MENULIS

INVESTASI DENGAN MENULIS

         

Mardigu WP, Seorang pengusaha nasional pada awal tahun 2000-an mengalami banyak permasalahan dalam bisnis yang dijalankannya. Beberapa unit usahanya harus ditutup karena situasi ekonomi yang lesu saat itu. Bisnis hydrated lime CaOH2 ditutup karena tingginya bunga bank dan tingginya harga bahan baku. Pabrik senilai 14,7 juta USD harus ditutup dan dilikuidasi. Selain itu, money changer, tambang kapur, toko swalayan 11 cabang, hingga pabrik garmen juga harus ditutup. Rumahnya pun terpaksa dijual dan tinggal di kontrakan.

Pada saat seperti itu, tahun 2003 dia membuat gambling untuk bangkit dari keterpurukan. Di saat banyak pengusaha enggan untuk berinvestasi karena pasar belum bergerak, justru dia berani berinvestasi properti untuk middle up 56 unit rumah bernama “Jatiwaringin Residence” dan ruko di jalan Bangka 12 unit dengan memasang harga tinggi di atas satu miliar. Dan insting pengusahanya ternyata tepat. Ketika tahun 2004 ekonomi tancap gas, stok rumah kelas atas hanya Jatiwaringin Residence yang tersedia satu di Jakarta. Walhasil perumahan yang dibangunnya dalam setahun terjual semua. (Mardigu WP, Berani Kaya 2019)

Sekelumit kisah dalam dunia bisnis. Ketika sebuah investasi menemukan momennya, akan menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat. Investasi tentu tujuannya meraih profit yang besar dari modal yang dikeluarkannya. Teman-teman, Investasi tidak hanya terbatas pada masalah seputar uang. Menulis adalah investasi ilmu. Penulis adalah investor yang akan memperoleh keuntungan tidak hanya di dunia ini namun di akhirat kelak. Tulisan yang bermanfaat yang memberikan pencerahan dan inspirasi merupakan investasi yang menguntungkan penulisnya. Misalnya, karya Ibnu Sina Al-Qonun Fi Tibb banyak memberikan inspirasi tentang ilmu kedokteran modern. Kita tidak menghayalkan memilki karya yang sebesar itu, namun sekecil apapun karya yang kita buat bila membawa manfaat itu adalah sebuah investasi ilmu dan amal.

Investasi menulis tidak terikat waktu. Bagai orang menanam pohon jati, belum tentu dia yang akan memanen hasilnya. Tiga puluh sampai lima puluh tahun kemudian anak-anaknya yang akan menikmati buah dari kerjanya. Begitu juga penulis, hari ini dia menulis, bisa jadi belum merasakan manfaatnya. Namun kelak pasti akan ada yang mengambil nilai-nilai kebaikan dari karya yang dibuatnya. 

Menulis sebagai bahasa batin antara penulis dengan pembaca, sunyi namun ada jalinan komunikasi. Jika kita bisa menyentuh hati orang dengan kata-kata yang kita tulis, mampu mendorong orang melakukan kebajikan dan kesalihan seperti yang kita persuasikan, maka bisa dikatakan kegiatan menulis kita adalah bagian dari sebuah dakwah.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...