Hanya sedikit manusia
yang tidak suka dikenal oleh orang banyak, populer atau tenar. Kebanyakan orang
menyukai popularitas karena dengan ketenaran akan sangat mudah mendapatkan
uang. Lihat saja mereka yang memiliki jutaan follower di media sosial, sekali
meng-endorse sebuah produk, uang akan mengalir deras ke rekening. Singkatnya
ketenaran dianggap sama dengan kekayaan.
Dari satu sisi,
memang dengan ketenaran seseorang mudah menghasilkan uang, namun di sisi lain
ketenaran juga akan merugikan. Ketenaran bisa menjadikan orang sangat terbatas
ruang geraknya. Maksudnya semakin terkenal dia tidak lagi memiliki privasi, di
mana-mana akan diperhatikan orang, setiap langkahnya akan disorot menjadi perbincangan.
Hilang sudah kemerdekaan dirinya.
Bila ditinjau dari
ilmu agama, ketenaran akan perlahan-lahan menyeret kita dalam ketidakikhlasan
dalam beramal. Ketenaran bisa merubah niat seseorang dalam beramal. Setiap
melakukan suatu kebaikan atau ibadah, bisa saja seseorang terdorong untuk
memamerkan pada orang lain. Hilanglah kemurnian ibadah, karena dia beramal agar
dilihat orang.
Sebenarnya belum
tentu orang yang terkenal hidupnya pasti bahagia. Ada sebuah fakta yang banyak
orang ketahui. Para selebriti, artis terkenal dunia banyak yang mengakhiri
hidupnya karena depresi. Hidupnya yang begitu tenar ternyata penuh tekanan dan
jauh dari kebahagiaan.
Mendambakan dan memburu ketenaran, kata orang bijak
diibaratkan bagaikan semut yang melihat genangan madu kemudian terpukau.
Semakin ia berusaha meraihnya ke tengah semakin tenggelam dalam genangan madu. Akhirnya,
celaka si semut.