Selasa, 13 April 2021

Puasa dan Pengendalian Diri



Puasa menurut pengertian syara’ berarti menahan makan, minum dan hubungan suami istri mulai terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Inti dari ibadah puasa adalah imsak, menahan atau pengendalian diri. Pengendalian diri yang dimaksud maknanya lebih luas, tidak terbatas hanya urusan makan dan minum serta urusan syahwat antara suami dan istri. Puasa seseorang yang hanya mencegah keinginan perut dan bawah perut tentu masih dikatagorikan puasa lahiriyah, belum menyentuh hakikat puasa yang sesungguhnya.

Seperti disebutkan dalam hadits Nabi, Puasa itu adalah perisai. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah dia berkata-kata kotor dan tidak juga berlaku bodoh. Jika ada orang yang memerangi atau mencacinya, maka hendaklah dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’ (sebanyak dua kali).

shaum sama artinya dengan imsak yang berarti menahan. pengendalian diri dalam kehidupan ini memiliki Arti yang penting. Terjadinya kekacauan, perselisihan atau bahkan peparangan karena tidak adanya pengendalian diri. Sepanjang hidup kaum muslimin diharuskan untuk selalu “puasa”, terus menahan diri. Menahan diri dari ucapan atau perkataan kotor, ghibah dan fitnah. Bahkan menahan diri dari penyakit-penyakit hati yang tidak tampak dari luar seperti; riya, sum’ah, sombong maupun ujub.

Selama bulan suci Ramadhan kita ditempa untuk menahan diri. Memasuki bulan “pelatihan” jiwa dan raga dengan harapan ketika kita keluar dari bulan Ramadhan, hendaknya mampu melanjutkan menahan diri dari semua yang dilarang syariat agama. Inilah tujuan ibadah puasa. Puasa yang dikerjakan dengan ikhlas dan semata mengharap ridha Allah serta tidak hanya menahan dari lapar dan dahaga semata, namun menahan telinga, pendengaran, lisan, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa. Puasa demikian ini yang akan apa yang berdampak besar bagi seseorang dan membawa pengaruh secara sosial.

Terciptanya keteraturan dan ketentraman dalam masyarakat salah satunya karena adanya kemampuan menahan diri. Satu saja dari sekian banyak orang yang ada di dalam komunitas tidak memiliki pengendalian diri sudah pasti akan menimbulkan situasi yang tidak aman dan nyaman. Sebaliknya bila setiap individu memiliki pengendalian diri yang baik, maka akan tercipta keadaan yang harmonis. […]

 

Selamat menjalankan ibadah puasa…..

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...