Kamis, 18 Februari 2021

IJAZAH ITU PENTING, TAPI….



Dalam postingan di media sosial, seorang Profesor (diduga) mengomentari mantan pejabat (menteri) yang sebenarnya tidak tamat sekolah (SMA). Ada tokoh yg sekolah gak tamat, tp jabatannya melambung, dan perusahaanya untung. Kemarin jabatannya diganti….#@sgf&&*….. Begitu penggalan komentar sang profesor. Seperti biasanya, dunia medsos pun riuhrendah. Ada banyak yang membuat komentar balasan, baik itu yang setuju dengan pendapatnya, dan tidak sedikit juga yang menyayangkan komentar dari Bapak Profesor tadi, karena dinilai kurang elok. Ada kesan memandang sebelah mata orang yang pendidikan formalnya rendah.

Kita tentu tidak akan ambil bagian dari “perang komentar” tersebut. Apalagi terjebak menghujat, tentu itu tidak penting sama sekali. Namun mencoba mengulas dengan obyektif, pendapat dari guru besar tadi ditinjau dari sisi pendidikan. Banyak yang mengatakan ijazah itu penting. Buktinya untuk mencari pekerjaan di sektor formal, syarat yang utama adalah memiliki ijazah sesuai kualifikasi pekerjaan yang diinginkan. Dan umumnya orang sekolah selain mencari ilmu, juga karena bertujuan memiliki ijazah.

Dibalik pentingnya memiliki ijazah, sebenarnya ada yang jauh lebih penting yaitu kemampuan dan kepribadian pemegang ijazah. Ketika skill seseorang tidak linier dengan ijazah yang dimiliki, maka memiliki ijazah menjadi tidak begitu penting. Ijazah sekadar menjadi bukti bahwa dia telah menyelesaikan studi formal di sekolah atau kampus. Dan faktanya banyak juga orang yang secara akademis tidak menyelesaikan sekolah, tapi kemampuannya jauh di atas orang yang telah tamat sekolah. Bahkan banyak orang terkenal pandai di dunia secara resmi mereka tidak tinggi pendidikannya.

Hari ini untuk sektor informal ijazah mulai tidak “diperhitungkan” lagi. Perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Google, Facebook maupun Aple tidak lagi mensyaratkan ijazah untuk calon karyawannya. Syarat utama adalah memiliki kapabilitas yang mumpuni di bidang pekerjaan yang akan diembannya. Titik tekannya pada kemampuan bukan pada legal formalnya. Atau bahkan di negeri kita, ijazah (yang tinggi) pun tidak menjadi faktor penting untuk menduduki sebuah jabatan. Buktinya untuk menjadi presiden atau anggota legislatif syaratnya “hanya“ memiliki ijazah SMA.

Yang menjadi simpulannya, tidak salah bila menganggap ijazah itu penting. Tapi tidak selamanya memiliki ijazah itu penting. Orang tidak akan selalu memandang tinggi rendahnya pendidikan formal kita. Dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih penting adalah memiliki kecakapan yang bermanfaat bagi orang lain dan memiliki kepribadian (akhlaq) yang baik dalam kesehariannya.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...