Kamis, 03 Februari 2022

Physical Distancing Dalam Shalat, Sampai Kapan?



Physical distancing atau pembatasan fisik pada mulanya adalah salah satu langkah yang disarankan untuk meminimalisir penyebaran virus Corona. Pada bulan Maret 2020 kita mulai menghadapi penyebaran Covid-19 secara global dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Tempat-tempat umum dibatasi aktivitasnya, selalu bermasker dan menjaga jarak. Termasuk ketika menjalankan shalat berjamaah.

Setelah hampir dua tahun berlalu, situasi saat ini memang telah banyak berubah. Kasus penularan Covid-19 sudah jauh menurun meskipun secara resmi belum dinyatakan berakhir. Program vaksinasi juga telah berjalan dengan masif dan menyeluruh. Semua lapisan masyarakat terjangkau dan sebagian besar telah mendapat jatah vaksin. Dari sudut pandang beberapa fakta tersebut, banyak yang merasa kondisi sebenarnya sudah “aman” meski harus tetap waspada.

Secara psikologis kekhawatiran masyarakat terhadap Covid-19 sudah sangat menurun. Perlahan teror pandemi tidak lagi menakutkan seperti masa awal penyebarannya dulu. Tapi, mengapa physical distancing masih diterapkan dalam shalat berjamaah. Kita melihat di beberapa media, Masjidil Haram sejak beberapa bulan lalu sudah menerapkan shaf rapat dalam shalat. Lalu, sampai kapan masjid di negeri kita kembali bisa shalat dengan normal. Apakah harus menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Agama?.

Masih banyak masjid yang menerapkan shaf ala physical distancing terutama masjid yang berstatus masjid besar, masjid agung dan masjid raya. Ini tentu sedikit mengherankan. Karena kenyataannya di masyarakat situasi sudah kembali mendekati normal. Orang sudah biasa berinteraksi tanpa rasa takut yang berlebihan. Kita juga melihat acara-acara formal dilaksanakan dengan jumlah peserta yang banyak dengan prokes yang sedikit longgar. Mengapa saat di luar shalat sudah dekat tapi menjauh ketika sedang shalat.

Kita rindu shalat dengan shaf yang rapi seperti dahulu. Karena sebenarnya shaf shalat berjamaah yang rapat dan rapi melambangkan persatuan umat Islam. Mungkin situasi “gesekan” yang sering terjadi di masayarakat saat ini gambaran dari shalat jamah kita yang kurang sempurna. Di masjid saja kita masih selalu menjaga jarak sehingga shalat berjamaah tidak lagi menjadi sarana menyatukan umat, akibatnya umat Islam kehilangan (setidaknya berkurang) barokah dari shalat berjamaah yang dikerjakan.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...