Senin, 18 Juli 2022

Takut Menulis

 



Menulis sebenarnya hampis sama dengan berbicara. Sama-sama mengungkapkan kata. Menulis dan berbicara tentunya juga akan memberi pengaruh terhadap orang yang membaca atau mendengar. Kata-kata yang baik akan menjadikan orang yang mendengar merasa nyaman dan tertari. Begitu pula tulisan yang baik akan berdampak baik bagi orang yang membacanya.

Karena memiliki dampak yang sama, saya selalu berhati-hati dalam menulis. Takut apabila tulisan yang saya buat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi pembaca. Mungkin karena alasan itulah saya menghindari tema yang sensitif.

Saya lebih suka menulis tema yang ringan-ringan saja. Sebisa mungkin saya memilih kata-kata yang tidak akan menimbulkan perasaan kurang enak bagi orang yang membaca. Terlebih membicarakan keburukan orang, pasti akan saya hindari. Karena saya menyadari tidak ada seorang pun yang suka keburukannya diumbar dan disebarluaskan.

Jujur saya tidak menyukai medsos karena saya terlalu risih membaca komentar netizen yang semuanya hampir tidak lagi menimbang rasa. Kata-kata yang menusuk perasaan bahkan merendahkan martabat orang sudah menjadi hal yang biasa. Ini yang tidak akan mungkin saya lakukan.

Kata-kata yang buruk sebenarnya akan kembali kepada orang yang mengeluarkannya. Artinya kualitas orang bisa dilihat dari bagaimana ia berkata-kata atau tulisannya. Semakin buruk dan kasar maka semakin rendah kepribadiannya. Sebaliknya, semakin santun maka semakin tinggi pula akhlaqnya.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...