Sabtu, 22 Januari 2022

Sapa Salah Seleh



Marah bisa menghilangkan akal sehat. Akal tidak bisa berpikir jernih bila amarah menguasainya. Sangat sering terjadi ketika marah, seseorang akan bertindak di luar kendali. Ketika sedang marah, yang pandai menjadi hilang kearifannya dan yang lembut bisa menjadi sangat kasar perangainya. Seringkali terjadi, orang baik terpeleset berbuat kesalahan pada orang lain karena sedang marah.

Menyadari semua orang bisa salah, makanya segera perbaiki kesalahan. Meminta maaf tidak menjadikan seseorang rendah dalam pandangan manusia. Justru itu menampakkan kebesaran hati. Dan orang yang tulus memaafkan kesalahan saudaranya menunjukkan hatinya mulia.

Orang-orang tua kita dulu sering memberi nasihat kepada kita dengan unen-unen (ungkapan), sapa salah bakal seleh (siapa bersalah akan menanggung akibatnya). Orang yang bersalah kemudian enggan meminta minta maaf, pasti kelak ia akan mendapat balasan dari kesalahannya. Mungkin saja hukum di dunia ini tidak bisa memberi keadilan, tapi siapa yang bisa melarikan diri dari keadilan Allah.

Dengan menyadari bahwa semua kesalahan akan mendapatkan balasan, seseorang tidak perlu bersikap pendendam, ingin membalas terhadap orang-orang yang telah menyakiti dan merugikan diri kita. Karena kelak semua akan mendapat keadilan yang seadil-adilnya tanpa ada yang dirugikan sedikitpun.

Sapa salah seleh adalah ungkapan yang menunjukkan keluhuran budi dan kebesaran hati. Kebenaran tidak pasti bisa kita buktikan di dunia ini. Tapi kita punya keyakinan yang benar akan mendapat keadilan-Nya, nanti di kehidupan abadi. Sedangkan dunia ini serba tidak pasti. Yang benar bisa dibalik menjadi salah. Yang salah bisa dijunjung dan dinyatakan benar

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...