Rabu, 30 Juni 2021

PERNAK PERNIK EURO #4



William Shakespeare pernah mengungkapkan: "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet." (Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi).

Nama yang melekat pada seseorang bukanlah sekadar tanda yang membedakan antara satu personal dengan personal yang lainnya. Di balik nama ada arti yang luhur. Kebanggaan dan kebahagiaan orang tuanya, atau bahkan ciri khas bangsa tertentu.

Bila kita cermati, ada yang unik dalam “pagelaran” Euro 20 kali ini. Ada beberapa negara yang menjadi pesertanya memiliki ciri yang khas yaitu nama yang memiliki banyak kesamaan. Misalnya Kroasia, nama skuad timnya banyak yang berakhiran huruf “ic”. Sebut saja, Dominik Livaković, Lovre Kalinić, Borna Barišić, Mateo Kovačić dan Luka Modrić. Beda lagi dengan negeri “Beruang Merah” Rusia. Nama-nama pemain bolanya banyak yang berakhiran huruf “v”. Dimulai dari Dmitri Barinov, Denis Cheryshev, Daler Kuzyaev, Magomed Ozdoev, Rifat Zhemaletdinov dan Yuri Zhirkov.

Masih ada Denmark dengan nama yang banyak berakhiran dengan huruf “en”. Kita mulai dari Cristian Eriksen, Andreas Christensen, Joachim Andersen, Mathias Jorgensen dan Nicolai Boilesen. Dan yang terakhir adalah kontestan dari grup D Republik Ceko. Banyak pemainnya yang yang memiliki nama berakhiran huruf “k”. Di antaranya, Antonín Barák,  Jakub Pešek, Michal Sadílek, Petr Ševčík dan Tomáš Souček.

Di negeri kita pun memiliki keragaman nama yang melambangkan dari mana asal seseorang. Kita dengan mudah akan tahu bila orang Batak Sumatera Utara, karena mereka biasa menggunakan nama marga, seperti Siregar, Nasution, Simanjutak maupun Batubara. Lain lagi nama orang Jawa zaman dahulu yang banyak berakhiran huruf “o”. Namun kini seiring perkembangan zaman, banyak nama yang tidak lagi menggambarkan ciri khas kedaerahan. Nama cenderung menjadi panjang dan lebih rumit. Tapi, apalah arti sebuah nama…..

 

 

 

 

Selasa, 29 Juni 2021

PERNAK PERNIK EURO #3



 

Tragis. Prancis secara mengejutkan kalah dari Swiss pada babak 16 Besar Euro 2020. Pada duel Selasa dini hari tadi di Arena Nationala itu, Prancis kalah pada babak adu penalti usai bermain imbang 3-3 pada waktu normal dan tambahan waktu. Swiss menang setelah Mbappe gagal melaksanakan tugasnya sebagai penendang kelima. Rupanya Euro 2020 bukan panggung terbaik untuk Kylian Mbappe. Sebab, dia tidak mampu tampil mengesankan sepanjang turnamen.

Swiss memulai pertandingan dengan permainan yang efektif dan sempat unggul lebih dulu berkat aksi Haris Seferovic pada menit ke-15. Karim Benzema sempat melambungkan asa Prancis untuk lolos ke perempat final Euro 2020. “King Karim” mencetak brace (dua gol) yang membuat Prancis unggul 2-1. Giliran Pogba mencetak gol dengan tendangan jarak jauh yang indah pada menit ke-75.

Prancis serasa di atas angin dan seakan tinggal menunggu pesta kemenangan setelah mencetak tiga gol di babak kedua, dan membuat Swiss tertinggal 1-3. Namun jelang babak kedua usai, Swiss berhasil mengejutkan Perancis. Diawali oleh gol Haris Seferovic di menit 81 berhasil memperkecil kedudukan menjadi 3-2. Petaka benar-benar menimpa Perancis. Ketika pertandingan memasuki menit 90, Swiss berhasil menyamakan kedudukan dan membuat pertandingan berlanjut ke masa extra time. Mario Gavranovic membuat tembakan indah dengan kaki kanan dari bagian tengah kotak 16 ke sudut kiri bawah. Assist oleh Granit Xhaka dengan bola terobosan. Pemenang baru bisa ditentukan dalam drama adu penalti.

Ini adalah kejutan Euro 2020 untuk kesekian kalinya. Setelah juara Eropa 2016 (Portugal) gugur, kini juara dunia 2018 menyusul pulang kandang. Turnamen yang fantastis, nama besar tidak menjamin mampu mulus melangkah ke babak selanjutnya. Di sisi lain, harapan semakin meninggi merasuki tim-tim “kecil” peserta yang lain. Tim yang secara tradisional bukan kekuatan bola, kini banyak menerkam raksasa Eropa yang sudah memiliki nama besar.

Menangis dan tertawa akan selalu beriringan dalam permainan bola. Portugal dan Perancis kini meratapi kegagalan mereka yang menyakitkan. Namun Belgia dan Swiss tersenyum dan semakin percaya diri menatap panggung berikutnya. Ayo, siapa lagi yang akan mengangis dan tertawa??.....

 

Senin, 28 Juni 2021

PERNAK PERNIK EURO #2



Akhirnya, juara bertahan Portugal tersingkir dari Euro 2020 setelah mengalami kekalahan pahit. Senin dini hari tadi Portugal menyerah dengan skor tipis 0-1 dari Belgia dalam duel sengit 16 besar. Pertandingan berlangsung seimbang antara kedua tim yang sama kuat, tapi rupanya “Dewi Fortuna” berpihak ke Belgia. Gol semata wayang Thorgan Hazard di menit ke-42 mengubur mimpi Ronaldo untuk mendapat tropi Piala Eropa untuk kedua kalinya.

 

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan permainan Portugal. Bahkan sepanjang 90 menit, Portugal lebih banyak mengancam gawang Belgia. Namun, pertahanan apik Belgia dan ketidakberuntungan Portugal membuat angka papan skor tidak berubah. Menurut statistik pertandingan Portugal membuat total 23 tembakan ke gawang Belgia, mereka lebih dominan dengan 57% penguasaan bola. Sayangnya, tidak ada gol tercipta untuk Portugal. 

 

Nasib serupa dialami Belanda. Sebagai favorit dalam turnamen kali ini, justru mereka harus mengakhiri perjalanan di Euro 2020 dengan cara menyakitkan. Minggu malam Belanda takluk 0-2 dari Republik Ceko dalam duel 16 besar. Kekalahan ini jadi tamparan perih bagi Belanda. Mereka sempat dianggap sebagai salah satu kandidat juara, tapi di laga ini performa Belanda mengalami antiklimaks. Walau mereka tetap bermain menyerang dan menekan Republik Ceko, sayangnya selalu gagal dalam final pass. Belanda terpaksa menembak dari luar kotak penalti, atau menembak tapi bisa dengan mudah diblok lawan.

 

Apa hendak dikata, itulah hasil yang harus diterima Portugal dan Belanda. Kekalahan adalah bagian dari permainan sepak bola. Tidak pernah ada tim yang selalu menang. Bagai roda yang berputar, sesekali di atas dan dalam kesempatan yang lain harus berada di bawah. Tentu hasil ini sangat getir bagi suporter dan penggemar keduanya. Terlebih bagi penggemar Portugal dan Ronaldo. Mengingat Eouro kali ini mungkin yang terakhir bagi Ronaldo.

 

Menarik dinanti hasil pertandingan lainnya. Apakah ada kejutan seperti pertandingan tadi malam. Tapi pasti, kejutan dalam pertandingan sepak bola akan selalu ada. Kata orang bola itu bulat, hasil sebuah pertandingan tidak mudah diprediksi. Kebanyakan para pengamat hanya melihat statistik dari sebuah pertandingan tim sebelumnya. Padahal hasil pertandingan seringkali ditentukan oleh sebuah faktor keberuntungan. Lalu bagaimana kita bisa melihat tim yang akan beruntung??....

 

 

 

Minggu, 27 Juni 2021

Menulis Cepat

 



Artikulasi dalam menuangkan ide, menyusun kata demi kata dengan cepat tentu memerlukan keterampilan khusus. Dan saya yakin ini membutuhkan waktu berlatih  dalam rentang yang tidak pendek. Setiap kata memiliki resolusi yang berbeda bagi pembaca. Dan penulis yang baik, mampu membuat sketsa kalimat yang mudah dimengerti oleh pembacanya.

Banyak penulis produktif yang dianugerahi kemampuan menulis dengan cepat. Kemampuan mengimplemetasikan gagasan dalam karya tulis seperti tidak memiliki sekat lagi. Begitu pena dipegang, selembar kertas segera akan penuh dengan tulisan. Atau begitu masuk ke Microsoft Word, halaman demi halaman akan muncul tanpa jeda.

Berbeda dengan kita penulis amatir. Ketika tangan mulai menulis, belum sampai tiga kalimat sudah kita coret beberapa katanya. Atau bila menulis di Komputer atau laptop tombol BACK SPACE akan sering kita tekan. Menulis kembali dan mendelete kembali berulang-ulang.

Tapi jangan khawatir, semua memang perlu pembiasaan. Tidak ada yang “terlahir” sempurna menjadi seorang penulis. Akan selalu ada jalan panjang yang harus dilalui terlebih dahulu. Dan pastinya tidak ada jalan pintas yang bisa ditempuh untuk sampai di tujuan.

Usain Bolt pun terlahir tidak beda dengan bayi yang lain. Dia tidak terlahir sebagai manusia tercepat di dunia. Ia mengalami proses merangkak, berdiri dengan satu dua langkah, kemudian berjalan. Kemampuan berlarinya, ia peroleh dari latihan keras bertahun-tahun. Pun begitu pula para penulis terkenal. Mereka mampu menulis dengan cepat dan baik karena telah lulus berlatih dalam jangka yang panjang.

Sabtu, 26 Juni 2021

Sugesti #2



 

Pikiran buruk yang terus diproduksi dalam diri bisa menjelma menjadi musuh. Bisa jadi di masa pandemi ini banyak orang yang sakit bukan karena terpapar virus. Tapi karena rasa takut yang berlebihan. Kemudian rasa takutnya menjadi sugesti dalam dirinya. Tentunya dapat kita sarikan bahwa pola pikir dalam bahasa agama adalah dzon atau prasangka. Oleh karena itu hendaknya mengedepankan husnudzon atau prasangka yang baik. Mindset atau pola pikir akan menentukan cara kita menyikapi persoalan.

Dalam salah satu hadits Qudsi (Ana ‘Inda Dzonni Abdi bi…) “Sesungguhnya Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hambaKu…”. Dengan prasangka baik maka banyak hal atau kejadian tidak mengenakkan akan menjadi baik.

Bukankah semua kejadian itu ada hikmah di baliknya, namun karena keterbatasa kita sebagai manusia, kita alpa untuk memahaminya. Mungkin saja kita menyebutnya musibah, padahal ada anugerah di dalamnya. Dengan selalu berusaha berpikir yang baik, kita menjadi hamba yang tidak mudah mengeluh dengan semua kejadian yang kita alami. Entah itu sesuatu yang menggembirakan atau menyedihkan.

Semua berangkat dari pola pikir kita. Ia menjadi panglima yang mengendalikan seluruh elemen jasmani dan ruhani kita. Tidak sedikit orang yang badannya rapuh karena pola pikirnya yang rapuh terlebih dahulu. Faktanya, faktor internal dalam diri akan lebih memberi pengaruh bila dibandingkan dengan faktor dari luar.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...