Sabtu, 15 Mei 2021

BERLOMBA MENGUMBAR AIB



Media sosial kian hari semakin menjadi. Begitu kejam kata-kata terucap, seperti tidak pernah dipikir sebelumnya. Padahal semua akan kita pertanggungjawabkan. Saling menghujat dan merendahkan, menjadikan kita ngeri melihat dunia medsos yang begitu “brutal”. Jari-jari seakan “berbicara” tanpa perasaan dan simpati, benar-benar kejam.

Belum lama ini seorang tokoh agama (ulama) yang cukup terkenal meninggal dunia. Reaksi dunia media sosial riuhrendah. Ada banyak kalangan yang merasa ikut berduka cita dengan kepergian sang tokoh. Namun yang mengherankan, masih ada saja kelompok yang tidak punya hati dengan “menyerang” sang tokoh yang telah meninggal dunia. Kemana akhlaq para pengguna media sosial tersebut?.

Ketika seseorang telah meninggal dunia kita dilarang membuka aib atau kesalahan-kesalahannya. Apalagi sekadar klaim kesalahan yang sebenarnya belum terbukti kebenarannya. Apakah bangsa kita sedemikian tega dengan sesama anak bangsa sendiri, bahkan terhadap saudara yang seiman.

Bukankah Rasulullah telah bersabda: Dari Abu Rafi' raḍiyallāhu 'anhu secara marfu', “Siapa yang memandikan mayat lalu ia menyembunyikan (aib)nya maka Allah akan mengampuninya sebanyak 40 kali. Orang yang melihat kekurangan pada mayat itu ada dua macam. Pertama, yang berkaitan dengan kondisinya. Misalnya jika ia melihat perubahan wajah yang menghitam dan menjadi jelek pada mayat, maka ini bisa jadi merupakan tanda su’ul khatimah kita mohon kepada Allah keselamatan darinya. Kedua, yang berkaitan dengan tubuhnya, seperti jika ia melihat cacat di tubuh mayat yang selama hidupnya ia tutupi dari orang lain. Maka orang yang menutupinya (saat kematiannya) mendapatkan pahala ampunan yang besar sebanyak 40 kali.

Betapa kita dituntut memiliki adab terhadap saudara kita. Jangankan terhadap yang masih hidup, terhadap jenazah pun kita wajib memiliki akhlaq terhadapnya. Dan hari ini kita menyaksikan, dunia medsos kita sudah sangat terlalu. Kalaulah terhadap orang yang sudah meninggal saja tetap tega mengumbar aibnya, apalagi terhadap pengguna medsos yag lain.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...