Selasa, 21 September 2021

BERATNYA MENJADI GURU



Bila kita renungkan dengan mendalam, menjadi guru itu berat. Bukan karena aktivitasnya yang memerlukan tenaga besar, tapi tanggung jawabnya yang terlalu besar. Bahkan tanggung jawabnya tidak hanya terbatas di dunia, namun juga sampai di akhirat.

Seorang guru tidak hanya mengajarkan kedisiplinan kepada muridnya, tapi dia adalah contoh disiplin setiap harinya. Guru tidak hanya mengajarkan tata krama, budi pekerti, akhlaq mulia, tapi dia adalah teladan pada muridnya. Sikapnya harus simpatik dan ramah. Guru tidak mungkin menyuruh muridnya berpenampilan rapi dan sopan, apabila gurunya tidak berpakaian yang pantas.

Peribahasa mengatakan: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Maknanya, bahwa apapun yang dilakukan oleh guru, akan ditiru oleh murid, mentah-mentah. Hal buruk yang dilakukan oleh guru akan ditiru lebih buruk oleh muridnya.

Guru harus memiliki kasih sayang pada anak-anak didiknya. Tidak sebatas itu, namun harus bisa memahami mereka secara personal dan berusaha membantu mereka dalam mengatasi kesulitan mereka. Guru harus memiliki karakter moral yang tinggi. Ia harus memiliki prinsip hidup yang kuat karena gagasan dan tingkah lakunya akan sangat mempengaruhi anak-anak.

Guru itu “tidak boleh” marah. Padahal guru juga manusia biasa yang bisa marah. Karena seorang guru harus stabil secara emosional. Seorang guru yang tidak stabil secara emosional tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan “presisi” yang tinggi. Guru harus memiliki wajah yang ramah, murah senyum dan tampilan menyenangkan ketika mengajar. Karena bila mengajar dengan wajah yang keruh dan tampilan yang keras, sudah pasti anak didik tidak akan bisa menyerap ilmu dengan baik.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...