Pemilu serentak di negeri
kita tinggal beberapa bulan lagi dilaksanakan. Tanggal 14 Februari yang akan
datang akan menjadi ajang “pertarungan” para kandidat Caleg, Capres dan
Cawapres meraih suara terbanyak demi memuluskan meraih kursi yang diidamkan.
Ada pemandangan yang lazim
yang dapat kita lihat di sepanjang jalan raya menjelang pemilu dilaksanakan.
Yaitu, banyaknya banner Caleg, Capres dan Cawapres dipasang (dipaku) di pohon
maupun ditempelkan di tiang listrik atau tiang telephon. Sepanjang jalan seolah
menjadi etalase yang menampilkan wajah-wajah ramah yang mencari simpati
pemilih.
Mari sejenak kita cermati
ketika para politisi memasang gambarnya di pinggir jalan. Sebenarnya banner tersebut
mirip-mirip dengan kontestan lain, tersenyum dan tangan mengepal sebagai simbol
siap berjuang untuk rakyat.
Mengapa para politisi harus
banyak memasang banner?. Apakah sekadar untuk mengenalkan dirinya. Bukankah
semua itu nantinya hanya akan menjadi sampah yang mengotori jalan kita. Belum
lagi tersiksanya pohon-pohon peneduh di sepanjang jalan. Apakah politik pasang
banner benar-benar efektif meraih simpati pemilih. Sepertinya tidak demikian.
Mungkin saja politik perang
banner tidak begitu berpengaruh dalam mendulang suara, namun demikian tetap
saja pemilu kita pasti akan diwarnai dengan banyaknya banner yang dipajang. Setidaknya
para pengusaha percetakan banner akan mendapatkan kenaikan pendapatan yang
signifikan. Dengan begitu, pemilu akan berdampak positif bagi pertumbuhan
ekonomi rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar