Setali tiga uang, nasib Liverpool hampir sama dengan MU.
Di pekan-pekan awal Premier League (liga Inggris), Liverpool tampil kurang
meyakinkan. Dari tiga pertandingan yang telah dilakoni, mereka hanya mampu
mengemas dua poin saja. MU sedikit lebih bagus karena mereka kini menabung tiga
poin setelah dini hari tadi mengalahkan Liverpool di Old Trafford.
Tapi, Liverpool beda dengan Manchester United. Penggemar
Liverpool sangat setia dengan tim kebanggaan mereka. Bahkan di saat-saat mereka
dalam kondisi yang “tidak baik”, tetap saja mereka akan selalu memberi
dukungan. Dari sisi manajerial klub, Liverpool juga bukan klub yang gampang
memecat pelatihnya. Lihat saja, pelatih mereka Jurgen Klopp diberi kesempatan
membangun timnya hingga mempersembahkan tropi liga champion dan liga Inggris.
Menang atau kalah Liverpuldian (penggemar Liverpool) tetap
saja akan mengumandangkan lagu kebangsaan“You'll Never Walk Alone” (YNWA).
Lagu fans Liverpool yang populer sejak tahun 1963.
Pendukung atau suporter sepak bola memiliki peran yang
penting bagi klub dan pemain. Bahkan mereka sering disebut sebagai pemain
keduabelas. Dukungan yang mereka berikan di stadion akan memompa semangat para
pemain sehingga mampu tampil dengan baik. Terlebih saat ini, dukungan via media
sosial secara masif mampu mengubah arah kebijakan pemilik klub.
Faktanya klub sepak bola memang milik pemegang sahamnya.
Tapi hakikatnya klub sepak bola dimiliki oleh para pendukung setianya. Liverpool
itu milik Liverpuldian, Persebaya itu milik Bonek, Persib Bandung empunya Bobotoh, dan Arema itu milik Aremania. Jadi,
bisa saja pemilik klub mengklaim mereka adalah pemilik yang sah, tapi bila
tidak memiliki suporter setia bisa apa mereka?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar