Sebenarnya terasa
berat harus menulis tentang masalah ini. Saya bukanlah siapa-siapa. Perkataan,
tulisan maupun sikap saya tidak akan pernah dianggap penting dan tidak membuat
pengaruh apa-apa. Saya hanya orang lemah yang ingin berbuat sesuatu meski itu
belum pasti ada gunanya.
Tak ubahnya seperti
semut yang membawa setetes air untuk
memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim. Dia tahu, usahanya tak akan membuat
perubahan besar, tapi tetap saja ia harus berbuat karena bila diam, sama halnya
dengan setuju dengan situasi yang sedang terjadi. Itulah ibaratnya saya
Hari ini kita
menyaksikan perdebatan yang sepertinya sudah masuk dalam ranah perpecahan terkait
tentang nasab. Kelompok habaib dihadap-hadapkan dengan kelompok ulama dan kiai
pribumi. Entah apa untungnya dari semua perselisihan antar sesama saudara seiman
yang sama-sama mengaku sebagai bangsa yang satu.
Saya tidak pernah
menjadi pendukung atau pembela dari salah satu kelompok yang saat ini sedang
bertikai. Saya hanya prihatin melihat semua ini, karena saya adalah orang yang
mencintai persatuan dan kerukunan umat. Pedih rasanya melihat sesama saudara
seiman saling menghujat dan merendahkan.
Apakah urusan nasab
ini tidak bisa diselesaikan dengan cara yang beradab. Kalau memang ada oknum yang
melanggar hukum biarkan mekanisme hukum yang berjalan dan menemukan keadilannya.
Bila ada pelanggaran etika, tentu itu juga bisa diselesaikan dengan cara yang
elegan.
Bila kita terus-menerus berselisih, kelompok lain akan mengambil keuntungannya. Pasti ada yang senang
ketika umat Islam mengalami perpecahan. Bahkan bisa saja, semua peristiwa ini
memang disengaja, umat ini sedang diadu domba. Tetap jaga ukhuwah Islamiyah saudaraku…