Sabtu, 15 Juni 2024

Ngaji, Diskusi dan Ngopi #2

 



Tidak semua orang mampu mengerjakan amal kebaikan secara istiqamah. Shalat malam dan puasa sunah misalnya, kadang dikerjakan dan kadang dalam waktu lama ditinggalkan. Demikian pula menulis, mengaji maupun ke masjid untuk shalat berjama'ah tepat waktu, dan lain-lain, bagi banyak orang masih dianggap berat.

Mungkin karena kesibukan kerja, jenuh, tidak bersemangat, dan terasa berat itulah sebenarnya yang menjadikan seseorang meninggalkan aktivitas yang dianggap baik tadi. Sekali dua kali mungkin masih terasa berat hati, tapi lama-kelamaan orang akan mudah saja meninggalkan sesuatu amal baik. Dikhawatirkan ketika sudah terbiasa, tidak ada lagi rasa menyesal meninggalkan kebiasaan baik yang telah lama diamalkan.

Sebaik-baik amal kebaikan memang yang istiqamah dikerjakan. Ini yang yang harus menjadi motivasi kita dalam beramal. Jadi meski ada rintangan maupun godaan, sekuat mungkin harus diusahakan tetap melaksanakan apa yang sudah menjadi wiridnya (kebiasaan).

Ngaji Bareng Masjid al-Ittihad malam Jumat kemarin menjadi bukti bahwa selama ada niat, amal kebaikan akan tetap dapat dilaksanakan meski ada penghalangnya. Secara mendadak listrik padam menjelang ngaji dibuka. Prof.Mujamil Qomar yang kebetulan menjadi narasumber dengan santai berujar, “Niatnya datang ke masjid kan mengaji, jadi ya harus tetap mengaji”.

Meski hanya dengan penerangan lilin ngaji bareng tetap berjalan. Tidak ada pengeras suara tidak menjadikan jamaah hilang antusias dan khidmahnya. Selama hampir dua jam ngaji berjalan “gayeng” diselingi humor khas Profesor Mujamil. Tepat sesaat kajian selesai, listrik hidup kembali. Seandainya saja malam itu kajian diliburkan dengan alasan listrik padam, mungkin lain kali akan banyak alasan untuk tidak mengaji lagi.

 

Belajar Sepanjang Hayat #2

  Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah ...