Apa khabarnya para penulis Sahabat Pena Kita Tulungagung?. Dalam beberapa bulan ini aktivitas menulis di grup WhatsApp SPK semakin menurun. Wajar saja dalam selorohnya Prof.Naim menyentil dengan berkomentar ringkas, semakin “Menyala”. Semua tahu, itu bukan ungkapan pujian melainkan sebuah motivasi agar tetap menulis.
Bila dalam sebulan anggota
grup tidak mengirim tulisan, maka dia akan mendapat “hadiah” tanda pentol
merah. Semakin banyak tanda merah artinya semakin banyak hutang tulisan yang
harus disetor. Dan ternyata, kini semakin banyak yang mengoleksi tanda merah.
Hanya sebagian kecil saja teman-teman yang bersih dari warna menyala itu.
Sebenarnya ini fakta yang
biasa. Di grup WA menulis yang lain kondisinya juga tidak jauh berbeda. Pada
awalnya pasti banyak anggota yang semangat menulis. Lalu kemudian satu-persatu
akan berhenti dan tidak pernah muncul lagi. Dan kita tidak pernah tahu apa
penyebab utamanya.
Umumnya, mungkin
teman-teman sudah mengalami kejenuhan. Atau kemungkinan lain, karena banyaknya
kegiatan sehingga tidak sempat lagi menulis. Menulis memang memerlukan jeda.
Harus ada waktu kita untuk membaca dan meresapi berbagai peristiwa. Tapi jeda
jangan sampai terlalu lama, karena bila terlalu lama akan susah untuk memulai
kembali.
Sebagai wadah para pecinta
literasi sebenarnya SPK Tulungagung cukup serius mengembangkan potensi menulis
anggotanya. Bukan hanya bimbingan via grup WA, namun sering juga ada agenda
temu muka, Kopdar misalnya. Untuk agenda Kopdar pusat SPK selalu menghadirkan
para penulis-penulis hebat untuk berbagi pengalaman dalam kreativitas menulis.