Senin tanggal 16 September 2024
kemarin, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awwal 1446 Hijriyah kita
memperingati maulid (kelahiran) Nabi junjungan Muhammad Saw. Setiap momen
peringatan maulid tiba, jagat media sosial kita selalu diramaikan dengan konten
pro dan kontra peringatan maulid. Sebuah fenomena yang akan terus terulang
sampai bumi ini berhenti berputar.
Sebenarnya dua kelompok
yang saling berbeda pendapat bisa kompromi dalam perbedaan. Biarkan kami, jamaah
yang selalu memperingati maulid tetap melaksanakan kegiatan ini. Dan tidak
pernah ada paksaaan kepada kelompok yang anti peringatan maulid untuk mengikuti
apa yang kami kerjakan. Jadi, tidak perlu keluar fatwa bid’ah dan selalu
menyesatkan, karena itu sangat menyakitkan.
Makna hakiki dari peringatan
maulid adalah meneguhkan kembali kesadaran diri untuk selalu mengikuti sunah
Nabi. Rasulullah Saw adalah model sempurna yang harus diikuti oleh umat Islam
sedunia. Beliau adalah sosok yang akan selalu relevan dijadikan uswah segala
tingkah lakunya. Terlebih saat ini, kita telah kehilangan figur yang bisa
dicontoh dalam masyarakat.
Rendahnya
moral masyarakat atau bangsa salah satu hal dikarenakan tidak adanya teladan
yang bisa diikuti. Faktanya, penjaga moral justru banyak yang tidak bermoral
dan penegak keadilan banyak yang berbuat curang. Masyarakat sulit mencari figur
teladan yang perkataan, perbuatan dan geraknya benar-benar lurus.
Umat Islam
harus kembali pada teladan yang benar-benar paripurna. Uswah satu-satunya yang
tidak memiliki cela adalah Nabi Agung Muhammad Saw. Sebagai pemimpin, suami,
orang tua, tetangga dan apapun peran beliau semua layak diikuti. Rasulullah
merupakan figur “uswatun hasanah” yang semua sisi kehidupan beliau harus
diteladani umat Islam. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad….