Selasa, 24 September 2024

Salah Persepsi, Salah Bicara

 



Apa yang diterima oleh pancaindera manusia sering dipersepsikan dengan tidak tepat. Sebagai contoh, jika ada dua orang yang sedang berbicara, namun tidak memiliki latar belakang yang sama, maka akan sering terjadi salah pemahaman. Begitu pula dunia media yang saat ini sangat gencar dengan berbagai informasi, justru menimbulkan kerancuan bahkan tidak jarang mengakibatkan kisruh.

Ketika seseorang tidak memiliki cukup informasi tentang suatu tema atau situasi, maka mereka mungkin akan membuat kesimpulan yang salah. Makanya tidak heran bila kita menyaksikan perdebatan antara dua orang atau antarkelompok, yang ternyata keduanya tidak memahami dengan sempurna topik yang sedang mereka perdebatkan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda; “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam” . Diam adalah solusi untuk selamat. Jika kita tidak bisa berkata dengan baik lebih aman sebaiknya diam.

Hari ini dikatakan diam bukan hanya dengan menutup mulut, tapi juga menahan jari untuk berkomentar di platform medsos yang kita miliki. Kalau dengan berbicara banyak manfaat yang didapatkan, maka harus bicara. Tapi sebaliknya bila berkata menimbulkan banyak mudharat, tidak perlu kita ikut bicara.

Sata kalimat yang buruk bisa berbuntut panjang. Terlebih bila sudah kita sebarkan di dunia maya. Maka akan sangat sulit menghapus kekeliruan kita karena terlanjur menyebar ke mana-mana. Menghapus jejak digital tidaklah mudah. Akan lebih sulit lagi menghapus catatan amal buruk dari ucapan kita yang pernah menyakiti banyak orang.

Belajar Sepanjang Hayat #2

  Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah ...