Senin, 05 Agustus 2024

Orang-orang yang Merugi

 



Salah satu tanda orang beruntung yang termaktub dalam surat al-Mukminun ayat ketiga adalah orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. Waktu hanya diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, tidak terlena dengan perkataan dan perbuatan yang sia-sia.

Bila kita muhasabah, ternyata banyak sekali waktu yang telah kita habiskan dengan perkataan dan perbuatan yang tidak ada gunanya. Berapa menit atau bahkan berjam-jam waktu yang telah kita gunakan hanya melihat gadget dan asyik bermedia soaial.

Kita sering lalai, menonton video pendek yang masuk di beranda Tik-tok atau Youtube. Jari kita terus menggulir layar ponsel dan baru tersadar ketika waktu berlalu dan kita hanya duduk santai tidak menghasilkan apa-apa kecuali rasa capek dan jenuh.

Jangan sampai kita menyesal nanti. Menjadi golongan orang-orang yang merugi karena menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan Allah. Setiap detik, menit, jam dan hari-hari harus kita pertanggungjawabkan.

Para ulama dulu sangat menghargai waktu. Ada beberapa contoh yang menggambarkan betapa mereka sangat menghargai waktu. Ketika ada seorang berkata kepada Amir bin Abdul Qais sementara dia sedang sangat sibuk, maka Amir bin Abdul Qais berkata; “Kalau kau bisa tahan matahari, saya mau ngomong sama engkau. Zaman berjalan dan tidak berhenti, dan kalau sudah berjalan tidak akan kembali lagi, kalau sudah hilang tidak bisa dikembalikan.”

Kisah lain menceritakan, Hammad bin Salamah Al-Bashri  tidak pernah tertawa karena sangat sibuk. Kalau dia tidak menyampaikan hadits, dia sedang membaca, bertasbih, atau dia sedang shalat, dia bagi waktu siangnya dengan semua kegiatan itu. Demikian pula Imam Syafi’i, ketika beliau ditanya tentang waktu yang digunakan untuk menuntut ilmu, beliau menjawab; “Seperti seorang ibu yang sedang kehilangan anaknya dan dia tidak punya anak yang lain dan dia sedang mencari anaknya.” Maknanya, beliau “rakus” terhadap ilmu dan menggunakan waktunya untuk terus belajar.

Kita ingin menjadi orang-orang yang beruntung dan dijauhkan dari golongan yang merugi. Meski kita tidak mungkin bisa mengikuti contoh ekstrem para ulama dalam menggunakan waktu, tapi setidaknya, tidak banyak waktu yang kita buang begitu saja karena kelalaian dan sekadar menurutkan nafsu tercela, sifat malas.

 

 

 

Belajar Sepanjang Hayat #2

  Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah ...