Sabtu, 15 Maret 2025

Dalam Pengawasan Allah



Allah Mahatahu tentang semua yang kita kerjakan. Jangankan yang zahir, apa yang terlintas dalam angan-angan pun Allah tahu. Itulah mengapa orang puasa menjaga puasanya karena dia yakin selalu dalam pengawasan-Nya. Jadi, meski tidak ada orang yang melihat tetap saja ia tidak akan minum dan makan ketika sedang puasa.

Ada sebuah cerita (dikutip dari media NU Online) yang menggambarkan bahwa orang beriman akan selalu merasa diawasi oleh Allah sehingga ia tidak mungkin berbuat yang dilarang oleh-Nya. Alkisah, ada seorang pemuda saleh namanya Ibrahim yang sangat disayangi oleh gurunya. Karena kecintaan gurunya begitu nampak, murid yang lain menjadi cemburu dan tidak senang.

Sebagai seorang guru tasawuf Syekh Atho' ternyata menyadari hal itu. Namun, ia pun juga tak ingin menimbulkan perselisihan dengan menjelaskan secara panjang lebar kelebihan Ibrahim dibanding teman seperjuangannya itu. Takut jikalau itu malah tidak objektif dan terlalu dilebih-lebihkan. Yang justru, nantinya malah akan meningkatkan rasa kecemburuan di antara mereka, para muridnya.

Akhirnya, Syekh Atho' pun memiliki cara yang lebih elegan. Dipanggilnya ketujuh muridnya untuk diberi tugas. Ia berkata kepada murid-muridnya, "Wahai anak-anakku. Sembelihlah ayam ini, namun jangan sampai ada siapa pun yang mengetahuinya. Siapa pun ia," perintah Syekh Atho' tegas. Setelah kesemuanya menerima ayam dan sebilah pisau, ketujuh muridnya lalu dipersilakan untuk mencari tempat sesuka mereka.

Tanpa pikir panjang dan tunggu lama, murid-murid itu pun bergegas mencari lokasi yang tepat, yang tersembunyi, yang menurut mereka tidak akan terlihat oleh siapa pun. Tak selang beberapa lama, satu per satu murid Syekh Atho' pun kembali dengan membawa ayam yang telah terpotong lehernya. Tetapi, setelah sekian lama, ada salah satu murid Syekh Atho' yang tak kunjung kembali. Ya, ia adalah Ibrahim, murid kesayangannya.

Ternyata, beberapa saat kemudian Ibrahim kembali dengan ayam yang masih hidup. Tanpa pisau yang berdarah, dan ayam yang masih juga bersih. Syekh Atho' pun dengan bangga lantas bertanya, "Wahai Ibrahim, mengapa ayammu masih hidup? Bukankah aku perintahkanmu untuk menyembelihnya?" "Maaf sang guru, bukannya saya hendak melawan perintah Anda. Namun, saya benar-benar tak bisa menyembelih ayam ini tanpa diketahui siapa pun. Bagaimanpun Allah akan tetap melihat apa yang saya kerjakan," jawab Ibrahim dengan lugunya.

Sontak, seluruh temannya tertunduk malu. Bagaimana mereka begitu yakin, jika tidak ada siapa pun yang melihat perlaku mereka. Padahal sang guru telah mendidik hatinya sedemikian rupa, agar mereka selalu menancapkan Allah dalam relung sanubari.  Lewat kejadian itu pun, para murid akhirnya sadar mengapa sang guru begitu sayang terhadap Ibrahim.

Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga kita selalu merasa diawasi-Nya sehingga berupaya menjalani semua ibadah dengan rasa mahabbah agar senantiasa mendapat rida-Nya. Amin

 


Jumat Kedua di Bulan Syawal

  Saat ini kita tengah berada di Jumat kedua bulan Syawal tahun 1446 Hijriyah. Terasa belum lama Ramadan meninggalkan kita tanpa adanya ke...