Puasa
Ramadan 1446 Hijriyah sudah hampir selesai. Bagi yang istiqamah menjalankan
puasa sejak hari pertama tentu ada rasa gembira sekaligus sedih. Gembira karena
telah diberi kekuatan menjalankan ibadah sampai tuntas, namun juga ada rasa sedih
karena bulan yang penuh rahmat kini akan undur diri.
Bagi
mereka yang belum menjalankan puasa karena tidak ada uzur sebenarnya juga
gembira karena akan merayakan lebaran. Tentu masih beruntung orang yang bisa
menunaikan ibadah puasa, karena kebahagiaan orang yang berpuasa ada dua,
kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Menurut
survey SRMC pada bulan Oktober 2024, umat Islam di Indonesia yang rutin
menjalankan ibadah puasa sebanyak 62.9%. Responden yang menjawab cukup sering
sebanyak 29,4%, jarang 6,8%, sangat jarang 0,1%. Sedangkan yang mengaku tidak
pernah berpuasa di bulan Ramadan jumalahnya 0,3%. Itu artinya, meski masih ada
umat Islam yang tidak pernah berpuasa, jumlah yang berpuasa masih sangat
banyak.
Tidak
pernah ada paksaan dalam beribadah. Mayoritas umat Islam Indonesia yang menjalankan
puasa Ramadan dengan rutin tentu berangkat dari niatnya sendiri bukan karena
dipaksa. Meski sebenarnya orang-orang yang berpuasa masih harus
diklasifikasikan lagi.
Banyak
orang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan haus, karena mereka berpuasa
secara lahiriah saja. Sementara orang-orang yang berpuasa dan menjaga hatinya sekuat
mungkin agar tetap bersih tentunya jumlahnya kalah banyak dibanding dengan
mereka yang masih awam. Tapi meski demikian puasa orang awan menjadikan syiar
Ramadan di negeri kita semakin nampak.
Bulan
Ramadan memang penuh rahmat. Rahmat bagi yang berpuasa, rahmat bagi yang masih
jarang berpuasa dan rahmat bagi yang belum bisa menjalankan ibadah puasa.
Karena kemuliaan Ramadan menjadikan Umat Islam di Nusantara seluruhnya diliputi
rasa bahagia meski dengan dimensi yang berbeda-beda.