Pertandingan final UCL (Uefa Champions League)
antara Intermilan melawan PSG menjadi partai final yang memilukan bagi raksasa
Italia il Nerazzurri, Intermilan. PSG tampil terlalu superior. Tim wakil
Perancis tersebut mampu melumat Intermilan dengan skor telak 5:0.
Inter
Milan memasuki pertandingan final
dengan harapan yang tinggi. Gelar liga champions setidaknya bisa mengobati
kegagalan di seri A dan Copa Italia. Namun rupanya permainan Inter kalah cepat, dan seperti
kehilangan arah. Sistem permainan Inter tidak mampu mengimbangi kolektivitas
serta intensitas serangan PSG.
Kekalahan
ini bukan hanya kegagalan masalah strategi pelatih, melainkan sebuah pukulan keras
yang amat menyakitkan. Para suporter Intermilan yang hadir di stadion hanya
bisa menumpahkan air mata setelah peluit akhir berbunyi, menggambarkan betapa
dalam luka yang ditinggalkan oleh kisah final di Munich malam itu.
Entah
apa yang terjadi dengan Intermilan dalam partai final di Munich. Tidak terlihat
lagi pertahanan yang solid seperti yang selama ini mereka mainkan. Hingga
dengan mudahnya PSG membantai mereka dengan gelontoran lima gol tanpa balas.
Benar-benar hasil final yang tidak pernah diduga.
Teori
juara baru UCL setiap Final di Munich lagi-lagi terjadi. Sudah lima klub
menjadi juara baru setiap final dilaksanakan di kandang Bayer Munich. Teori ini
mungkin menjadi salah satu faktor yang menjadikan PSG main begitu percaya diri.
Sementara Intermilan juga dibayangi kegagalan juga karena teori final di
Munich. Bravo PSG, Don’t cry il Nerazzurri…