Kamis, 25 April 2024

Generasi Emas Timnas Indonesia

 



Bila kita mengamati tiga pertandingan timnas Indonesia pada penyisihan piala Asia U-23 yang telah selesai beberapa hari yang lalu sudah selayaknya kita senang. Sejauh ini permainan timnas U-23 sangat menghibur karena tampil menyerang dan produktif.

Dari tiga laga di grup A yang telah diselesaikan Marcelino dan kawan-kawan telah mencetak lima gol dan dua kali kemenangan. Satu-satunya kekalahan diperoleh ketika mereka berjumpa dengan tuan rumah Qatar pada pertandingan pertama. Meskipun kalah sebenarnya secara permainan tetap memuaskan dan lebih menguasai pertandingan.

Banyak pengamat bola dalam maupun luar negeri menilai timnas U-23 Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Bukti yang paling sahih adalah dua kemenangan meyakinkan saat melawan tim kuat Australia dan Yordania. Dua kemenangan membanggakan karena lawan yang dikalahkan adalah tim unggulan yang digadang menjadi jawara perhelatan Piala Asia U-23 di Qatar.

Ada yang berpendapat bahwa timnas sepak bola kita saat ini merupakan timnas terbaik yang pernah ada di sepanjang sejarah sepak bola kita. Pendapat ini sebenarnya tidak berlebihan dan memiliki argumen yang kuat. Timnas kita meraih medali Sea Games setelah 32 tahun puasa gelar. Kemudian pada pagelaran piala Asia level senior kita juga berhasil melaju ke babak 16 besar. Ini pertama kali dalam sejarah.

Satu hal lagi yang bisa menjadi bukti bila saat ini kita memiliki timnas yang terbaik. Pada kualifikasi piala dunia 2026 zona Asia, Indonesia diambang pintu untuk lolos pada putaran ketiga. Timnas senior hanya membutuhkan satu kali kemenangan dari dua sisa pertandingan yakni melawan Irak dan Filipina. Dan sepertinya peluang itu benar-benar telah mendekati kenyataan. 

Tugas kita adalah mendukung agar generasi terbaik ini benar-benar meraih prestasi yang gemilang. Bila untuk regional ASEAN kita sudah menjadi yang terbaik, target selanjutnya adalah panggung asia bahkan mentas di piala Dunia 2026. Dan ini sebenarnya bukan hal yang mustahil. #bravo timnas Garuda

 

Kamis, 11 April 2024

Ibadah Pasca Ramadan

 



Ramadan 1445 Hijriyah telah berakhir. Ketika masuk di bulan Syawal seharusnya menjadi waktu yang tepat bagi umat muslim untuk muhasabah kemudian berusaha menjagai diri, mempertahankan amalan-amalan sunnah di bulan suci kemarin. Kita baru saja melewati bagian penting dari tahapan-tahapan penyucian diri untuk menjadi pribadi muslim yang takwa.

Sesuatu yang umum terjadi, saat Ramadan ibadah meningkat kemudian setelah Ramadan berlalu ibadah pun kembali seperti sebelum bulan Ramadan tiba. Ramadan menjadi bulan peningkatan ibadah, dan ketika Ramadan berakhir ibadah akan kembali seperti semula. Syawal menjadi bulan penurunan ibadah, karena banyak yang gagal mempertahankan kualitas ibadah di bulan Ramadan.

Masjid dan musholla akan kembali nampak sepi, tidak seperti malam-malam di awal Ramadan yang begitu melimpah jamaahnya. Tadarrus al-Quran juga tidak kita dengar lagi. Padahal ketika Ramadan semua masjid dan musholla saling bersahutan melantunkan ayat-ayat suci al-Quran.

Mungkin gambaran cara ibadah kebanyakan dari kita seperti anak sekolah yang naik kelas kemudian turun lagi. Begitu Ramadan tiba mendadak rajin beribadah, namun di bulan lain kendor semangat ibadahnya.

Memang benar ada saat-saat khusus yang memiliki keistimewaan. Namun beribadah seharusnya tidak hanya dilakukan dengan mengutamakan waktu tertentu. Bukankah dunia adalah ladang akhirat. Apa yang diperoleh kelak di akhirat bergantung dengan apa yang dia kerjakan semasa hidup di dunia. Selagi ada waktu yang kita miliki, harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya.

 

Minggu, 31 Maret 2024

Menunggu Malam Seribu Bulan

 



Ramadan tahun 1445 Hijriyah telah memasuki fase ketiga yakni sepuluh hari yang terakhir. Pada malam-malam sepuluh hari yang terakhir, banyak ulama yang meyakini bahwa itulah saat-saat turunnya malam Lailatul Qadar. yakni malam yang sangat istimewa yang hanya ada di bulan Ramadan, dan disebutkan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Di saat Ramadan sedang memasuki masa akhirnya, di saat itu pula energi kaum muslimin sudah mulai menurun. Masjid dan musholla semakin berkurang jamaahnya. Pusat keramaian bukan lagi di masjid atau musholla namun kini berpindah di tempat-tempat perbelanjaan.

Konsentrasi umat sudah mulai mengarah pada perayaan Idulfitri. Ibu-ibu sudah semakin sibuk dengan belanja baju dan menyiapkan kue lebaran. Bapak-bapak juga banyak yang repot merias rumah agar nampak semakin indah saat perayaan Idulfitri.

Memang seakan terbalik. Di awal Ramadan semua semangat meningkatkan ibadahnya. Namun di babak akhir Ramadan yang seharusnya amal ibadah lebih ditingkatkan justru semakin menurun. Namun sebenarnya itu adalah hal yang wajar. Seperti perlombaan lari, pada saat start begitu banyak pesertanya, namun hanya sedikit yang sampai di garis finish.

Yang pasti hanya sedikit orang yang akan mendapat kemuliaan malam Lailatul Qadar yakni mereka yang istiqomah. Momentum Ramadan benar-benar dimanfaatkan untuk mendekat dan meraih rida Allah. Dan mereka yang dijanjikan akan kembali fitrah bersih dari dosa-dosanya yang lalu.

 

Kamis, 21 Maret 2024

Syiar Masjid di Bulan Ramadan

 



“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk“ (Q.S. Attaubah:18)

Sebagai tempat ibadah yang utama, masjid selama ini memang telah menebar nilai-nilai Islam yang rahmatan lil’alamiin yang sampaikan kepada jemaah masjid melalui mihrab jumat, majelis taklim, maupun kegiatan keagamaan lainnya. Nilai-nilai tersebut dapat membimbing dan menguatkan jemaah menjadi pribadi-pribadi yang shalih yang berakhlak mulia, bermoral dan bermartabat.

Masjid di lingkungan kita pada umumnya hanya digunakan pada waktu salat dan mengaji, di luar waktu tersebut sudah lazim masjid akan kosong dan bahkan tertutup untuk umum dengan alasan untuk menjaga keamanan dan kebersihan. Belum banyak masjid yang berorientasi pengembangan potensi umat secara luas.

Namun pemandangan berbeda bisa kita lihat pada setiap momen Ramadan. Masjid begitu nampak cerah dan padat aktivitas ibadah di dalamnya. Tidak hanya kegiatan shalat lima waktu yang ramai. Kegiatan kultum, buka puasa bersama dan bahkan qiyamul lail pada saat waktu sahur juga diikuti oleh jamaah yang banyak.

Saat Ramadan tiba, di masjid juga banyak kita temui anak-anak kecil. Mereka dibawa oleh orang tuanya untuk dikenalkan langsung bagaiamana menjalankan ibadah shalat berjamaah. Dan ini selaras dengan masjid zaman Nabi. Nabi tidak pernah melarang anak-anak kecil masuk masjid.

Rasulullah Saw menempatkan masjid sebagai tempat yang ramah terhadap anak (children friendly). Hal ini dapat kita lihat dalam hadis Nasai dan Hakim, yaitu pada saat Rasulullah Saw mengimami salat dan meletakkan cucunya di sampingnya. Ketika itu sujud Nabi cukup lama yang disebabkan sang cucu sedang menunggangi punggung belakang nabi.

 

Sabtu, 16 Maret 2024

Melawan Rasa Takut

 



Dalam kehidupan kita sehari-hari, tampil berbicara di depan umum menjadi suatu yang lazim dilakukan. Dalam kegiatan apapun pasti membutuhkan orang-orang yang bertugas menjadi pengisi acara, entah itu menjadi pembawa acara (MC), pemberi sambutan, ataupun yang memimpin doa.

Meski kemampuan tampil atau berbicara di depan umum memang dibutuhkan dalam aktivitas masyarakat, namun faktanya tidak banyak orang yang berani untuk melakukannya. Kita lihat buktinya. Yang jadi MC, memimpin doa, menyampaikan sambutan orangnya tetap itu-itu saja.

Umumnya orang akan takut berbicara di depan orang banyak. Rasa takut ini reaksinya bisa bermacam-macam. Dalam dunia medis, rasa takut yang dialami seseorang ketika harus berbicara di depan umum disebut dengan istilah glossophobia. 

Gejala umum dari glossophobia di antaranya adalah detak jantung yang cepat, keringat dingin keluar, tangan dan kaki bergetar bahkan terkadang sesak nafas. Fobia ini dapat terjadi pada siapa saja, dari berbagai rentang usia, dan kelas sosial.

Glossophobia atau takut berbicara di depan umum harus dilawan. Semakin seseorang menghindar untuk tampil di depan umum maka akan semakin besar rasa takutnya. Suatu waktu orang mungkin bisa beralasan sedang sakit demi mengelak untuk tampil, tetapi lain waktu ia harus menghadapi permintaan yang serupa dan begitu seterusnya.

Melawan rasa takut atau malu tampil yang paling efektif hanya dengan sering tampil. Mungkin sekali dua kali orang akan melihat kita gemetaran menahan malu, tapi itu tidak akan berlangsung lama karena semakin sering maju akan hilang rasa takutnya. Pada mulanya memang harus memaksakan diri, untuk selanjutnya orang akan belajar dan akan tampil lebik baik.

 

 

Rabu, 13 Maret 2024

Ramadan Bulan Penyembuhan

 



Kehadiran bulan Ramadan akan selalu dinanti umat muslim sedunia. Fenomena itu tentu tidak mengherankan karena Ramadan adalah bulan penuh rahmat, ampunan dan dilipat gandakannya semua amal kebaikan.

Selain bulan ibadah, kehadiran Ramadan juga membawa berkah pada dimensi sosial ekonomi bahkan kesehatan. Manfaat puasa bagi kesehatan sudah dibuktikan melalui riset-riset ilmiah. Tidak hanya kesehatan jasmani, puasa yang dilakukan dengan ikhlas juga mampu menyembuhkan penyakit ruhani.

Karena besarnya manfaat menjalankan ibadah puasa bagi kesehatan kiranya tidak salah bila Ramadan kita sebut sebagai bulan penyembuhan. Yang utama niat menjalankan ibadah puasa semata-mata karena mengharap rida Allah, selanjutnya kita juga berdoa agar segala penyakit jasmani dan ruhani disembuhkan oleh Allah.

Ramadan tahun ini (1445 Hijriyah) hanya berselang sebulan dari hajat besar rakyat Indonesia yakni pemilu serentak di bulan Februari kemarin. Kita ketahui bersama dalam pemilu sudah pasti banyak cerita sedih dan kecewa. Yang sedih, kecewa dan hatinya lara lebih banyak dari yang bersukacita karena sukses meraih banyak suara.

Ramadan tiba, kini saat yang tepat untuk memulihkan hati yang kecewa agar kembali sehat ceria. Banyak yang berkata bila kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan. Mungkin para kandidat belum terpilih yang mencalonkan diri di pemilu yang lalu bisa mengambil hikmah dari semua itu serta menjadikan bulan Ramadan sarana kontemplasi menata hati dan mengatur langkah di esok hari. Langkah yang lebih terarah menuju masa depan.

 

 

 

 

Senin, 04 Maret 2024

Berlatih Ikhlas

 



Seorang teman memberi saya nasihat yang sangat bagus. Katanya, bila ingin menjadi orang ikhlas biasakan dirimu tidak dipandang orang (ndak digape, Jawa). Jangan berharap dipuji, karena pujian justru sering menjatuhkan kita. Sebaliknya cacian sering menjadikan orang yang mawas diri.

Tidak perlu menganggap diri orang istimewa yang ditunggu-tunggu kehadirannya, meski sebenarnya kamu memang orang yang penting. Jangan menunggu diberi selamat bila dirimu meraih sebuah prestasi. Karena kesuksesan bukan berarti tanda seseorang hebat dan belum tentu temanmu senang bila engkau berhasil.

Jangan mengeluh kepada manusia bila sedang mendapat musibah. Tidak semua orang ikut bersedih dengan beban yang kau rasakan. Bahkan ada yang justru gembira bila engkau mendapat masalah. Mengeluhlah pada Rabb-mu, karena Dia tempatmu mencari pertolongan.

Pada intinya, tidak terlalu bernilai semua anggapan orang karena yang mereka sampaikan hanya sebuah pendapat yang bisa benar dan juga bisa salah. Orang ikhlas hanya selalu mencari Rida yang Mahakuasa. Itu tujuan utama hidupnya.

Ternyata tidak mudah menjadi pribadi yang ikhlas. Dan saya ragu apakah yang biasa memberi nasihat sudah bisa mengamalkan ikhlas dengan benar. Tapi meski sulit, kita harus senantiasa berlatih menjadi orang ikhlas. Karena hanya amal ikhlas yang bernilai di sisi-Nya.

Kamis, 29 Februari 2024

Panjang Angan-angan

 



Setiap kali ada niat membuka folder yang berisi kumpulan tulisan harian yang sudah lama mengendap di laptop, mata terasa berat dan mendadak mengantuk. Ditambah lagi dengan semangat yang semakin menurun, walhasil rencana untuk menyunting tulisan menjadi draf buku tidak dapat terlaksana.

Di lain kesempatan kejadian serupa sering terulang. Ketika ada niat untuk bongkar-bongkar file di laptop selalu saja batal karena alasan-alasan serupa yang sebenarnya itu bersumber dari sifat malas semata.

Terkadang saya menunggu ada waktu yang benar-benar luang agar niat memulai merancang menerbitkan buku baru kesampaian. Tapi waktu luang yang ditunggu ternyata tak kunjung datang. Selalu saja ada kegiatan yang mesti dikerjakan.

Melawan malas memang tidak mudah. Sering kita terlena dengan panjang angan-angan yang akhirnya berujung menunda suatu pekerjaan. Ah besok saja, nanti saja jangan hari ini, saat libur yang akan tiba, dan berbagai alasan yang sebenarnya menjebak. Kita baru sadar di saat telah banyak waktu yang terlewatkan.

Hari esok mungkin benar akan tiba, tapi belum tentu kita masih punya kesempatan. Mengapa tidak kita mulai hari ini. Ya, hari ini. Sedikit demi sedikit kita mulai pekerjaan besar itu. Memulai pekerjaan ibaratnya telah merampungkan setengahnya. Menunda pekerjaan akan mengubur gagasan menjadi mimpi belaka.

Rabu, 21 Februari 2024

Mintalah Apa Saja, Asal Tidak Minta…

 



Handphone (HP) memang banyak manfaatnya, tapi tidak bisa kita ingkari bahwa selain bermanfaat HP juga membahayakan. Telah banyak data, penggunaan HP pada anak-anak sering mengakibatkan ganguan kesehatan jasmani bahkan mental.

Bagi orang tua yang telah memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang bahaya HP bagi anak pasti akan tegas melarang anak-anak mereka menggunakan HP, atau setidak-tidaknya membatasi penggunaannya. Terlalu membebaskan anak menggunakan HP sama artinya dengan tidak peduli dengan masa depan anak.

Tidak membelikan HP pada anak di bawah umur bukan berarti tidak sayang dengan mereka. Tapi justru itu menandakan dia orang tua yang mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Orang tua mana yang rela masa depan anaknya suram karena pengaruh negatif penggunaan HP.

Ketika anak sudah kecanduan menggunakan HP, dia akan kehilangan banyak waktunya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Waktu bermain dengan teman, belajar dan istirahat sudah pasti akan terganngu. Sebisa mungkin tundalah membelikan HP sampai mereka benar-benar sudah layak dan memerlukan HP.

“Mintalah Apa Saja, Asal Tidak Minta dibelikan I-Phone”. Itulah jawaban Cristiano Ronaldo bintang sepak bola Portugal saat anaknya yang berumur 13 tahun minta untuk dibelikan HP. Sebagai olahragawan tenar yang bergelimang uang tentu membelikan I-Phone seri terbaru untuk anaknya adalah urusan kecil. Tapi itu tidak dipenuhi karena ia khawatir akan dampak buruknya.

 

Senin, 19 Februari 2024

Pejuang Demokrasi

 



Melelahkan. Satu kalimat yang bisa menggambarkan beratnya peran para anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam proses pemilu kemarin. Karena kita mengetahui bersama banyak TPS yang menyelesaikan penghitungan suara sampai menjelang subuh atau bakhan sampai pagi.

KKPS memiliki peranan yang penting dalam mengawal demokrasi. Bayangkan seandainya anggota KKPS bersepakat melakukan kecurangan, tentu itu bisa menciderai demokrasi kita. Fakta di lapangan, kita banyak menjumpai para petugas KPPS yang “all out” dalam menjalankan tugasnya. Buktinya, ada beberapa anggota KPPS yang meninggal dunia saat bertugas.

Masyarakat kita harus mengapresiasi peran KPPS, mereka adalah bagian dari para pejuang demokrasi. Memang kita tidak bisa bisa memastikan seluruh anggota KPPS bersih dalam menjalankan kewajibannya, tapi oknum seperti itu jumlahnya tentu sedikit.

Hasil hitung cepat pemilu sebenarnya sudah bisa kita lihat saat ini. Paslon Capres dan Cawapres yang menjadi pemenag hampir pasti sudah diketahui. Kini saatnya bangsa kita harus melangkah ke tahap berikutnya, membangun bangsa bersama. Lupakan rivalitas selama kampanye kemarin.

Kita tidak berharap ada proses gugatan hasil pemilu ke MK. Karena itu hanya akan menghabiskan energi dan menebar benih konflik sesama anak bangsa. Yang menang harus bijaksana dan tidak jumawa. Yang kalah mesti berbesar hati, inilah demokrasi. Jaga persatuan, please…#

 

 

Minggu, 11 Februari 2024

Yordania, Juara Tanpa Mahkota

 


Final piala Asia antara tuan Qatar melawan Yordania yang berlangsung kemarin menyisakan kekecewaan yang mendalam. Bukan hanya pendukung tim Yordania, banyak pecinta sepak bola mengungkapkan rasa kesalnya di media sosial karena pertandingan dirasa tidak fair play.

Sepertinya saya juga sependapat dengan suara-suara yang menilai bila pertandingan final tersebut berat sebelah. Tuan rumah Qatar mendapat tiga “hadiah” pinalti dari wasit Ma Ning asal China. Sebenarnya pinalti dalam sebuah pertandingan sepak bola itu wajar terjadi. Namun bila sampai tiga kali, tentu keputusan wasit perlu dikritisi.

Ketiga pinalti yang diberikan wasit kepada tim Qatar masih bisa diperdebatkan kelayakannya. Dan saya sebagai penonton yang netral juga heran dengan keputusan wasit. Sebuah keputusan yang menurut saya merusak indahnya permainan sepak bola.

Pinalti pertama sebenarnya masih direspon positif oleh pemain-pemain Yordania. Mereka semakin gencar melakukan serangan sehingga pada menit ke-67 Yazan Al-Naimat membuat gol spektakuler. Begitu permainan kedua tim semakin menarik, keluar lagi keputusan wasit untuk pinalti kedua.

Protes dari pemain Yordania tidak ditanggapi sang pengadil lapangan hijau. Pertandingan dilanjutkan kembali meski tampak para pemain Yordania frustasi dan kurang tenang dalam bermain. Puncaknya, satu pinalti lagi diberikan wasit Ma Ning untuk tim Qatar. Dan saya langsung mematikan tv.

Sepak bola terkadang memang menampilkan sisi kejamnya. Sebuah tim yang bagus dan berpeluang meraih juara harus kandas karena faktor nonteknis. Tapi bagi saya Yordania adalah pemenang sebenarnya dalam partai final kemarin. Mereka juara, meski tanpa pengakuan dan tropi. Juara tanpa mahkota. Bravo Yordania…#



Generasi Emas Timnas Indonesia

  Bila kita mengamati tiga pertandingan timnas Indonesia pada penyisihan piala Asia U-23 yang telah selesai beberapa hari yang lalu sudah ...