Rabu, 20 November 2024

Bukan Tim “Anak Bawang”

 



Kemenangan timnas Indonesia atas Saudi Arabia 2:0 semalam (Selasa, 19/11) sangat mengesankan. Meski baru sekali masuk babak ketiga kualifikasi piala dunia zona asia, nyatanya Indonesia mampu bersaing dengan tim-tim elit Asia yang sudah mapan.

Hingga match ke-6 Indonesia sudah mengumpulkan 6 poin. Timnas Garuda hanya selisih satu poin dari peringkat kedua yakni Australia. Artinya, harapan untuk meraih posisi kedua dan lolos ke Piala Dunia 2026 masih terbuka, meski itu tidak mudah.

Persaingan di grup C terbilang sangat ketat. Hanya Jepang yang memimpin jauh di depan dengan 16 poin. Jepang tidak memiliki lawan yang sebanding di grup C. Persaingan sengit hanya di peringkat kedua sampai keenam, karena poinnya begitu ketat.

Ada empat kontestan yang memiliki nilai sama, 6 poin. Indonesia, Saudi Arabia, Bahrain dan China. Sementara masih ada empat pertandingan tersisa, dua pertandingan di bulan Maret dan dua pertandingan di bulan Juni tahun depan. Semua tim pasti akan berjuang habis-habisan karena masih berpeluang untuk lolos.

Melihat hasil sejauh ini, timnas Indonesia tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Indonesia bukan lagi tim “Anak Bawang” yang mudah untuk ditaklukkan. Tahun depan akan menjadi ujian konsistensi penampilan timnas. Bukan mustahil, bila bisa tampil seperti saat mengalahkan Saudi Arabia, Indonesia akan lolos pertama kali ke pentas Piala Dunia. Semoga…#

Selasa, 19 November 2024

Teman Bicara

 



Dulu setiap saya mengunjungi rumah orang tua, almarhum bapak biasanya duduk di ruang depan sendirian. Sering saya menemaninya duduk sambil mengajak beliau berbicara. Mungkin hanya sekitar 15 menit, namun itu sudah cukup. Wajah beliau tidak lagi murung, ada aura bahagia yang terpancar.

Setiap orang yang dipanjangkan usianya oleh Allah akan mengalami masa tua. Dan di saat usia sudah lanjut, kesepian sering kali menjadi tantangan yang dihadapi banyak lansia.  

Di waktu fisik sudah tidak lagi kuat, orang yang lanjut usia hanya bisa tinggal di rumah. Belum lagi masih ada keluhan kesehatan yang mendera tubuhnya. Yang mereka lakukan hanya menunggu bila ada kerabat atau teman yang jumlahnya semakin sedikit berkunjung.

Kesepian seakan adalah nasib tak terhindarkan yang pasti dihadapi paran lanjut usia. Di saat anak-anak sudah besar dan berkeluarga, mereka akan disibukkan dengan berbagai urusan sehingga tidak banyak waktu untuk menemani orang tuanya.

Mungkin saja, banyak anak ingin tetap bisa menjadi teman bicara yang baik bagi ayah atau ibunya yang sudah tua, tapi kenyataannya hal itu sulit dilakukan. Mungkin yang harus diketahui oleh mereka yang merawat orang tuanya, tidak banyak lagi kesenangan di masa tua. Mereka hanya butuh ditemani, diajak bercerita karena mereka sedang merasa sendirian.

 

Jumat, 15 November 2024

Misi Sulit Timnas “Garuda”

 



Babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kembali digelar. Timnas Indonesia akan menjalani pertandingan kelimanya menghadapi tim Samurai Biru Jepang.

Di atas kertas, pertandingan yang akan dilasanakan nanti malam (Jumat, 15 November 2024) pukul 19.00 WIB di stadion GBK Jakarta akan dimenangkan Jepang. Namun dalam sepak bola kita sudah sering menyaksikan hasil pertandingan yang mengejutkan.

Bila berpatokan dari peringkat dunia FIFA, misi Indonesia untuk mengalahkan Jepang bisa dikatakan sangat sulit karena juara Piala Asia empat kali dan langganan Piala Dunia itu adalah negara yang menghuni peringkat 15 dunia dan 1 Asia. Sedangkan Indonesia saat ini berada di rangking 130 dunia.

Sulit bukan berarti tidak mungkin terjadi. Seperti falsafah dalam dunia sepak bola; Bola itu bundar, jadi harapan Indonesia untuk meraih kemenangna tidak akan pernah tertutup. Akan selalu ada peluang untuk menang.

Namun, meski semua penggemar sepak bola tanah air mengharapkan timnas Garuda bisa mendulang poin penuh di kandang, kita juga harus realistis bila hasilnya tidak sesuai harapan. Terlebih lawan kali ini adalah Jepang. Kalah dan menang sudah menjadi hal yang biasa dalam sepak bola, yang terpenting sportivitas tetap dijunjung. Ayo, dukung timnas kita…#

 

Jumat, 08 November 2024

Belajar Sepanjang Hayat #2

 



Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah materi yang hilang masih bisa dicari lagi, tapi hendak ke mana kita akan mengembalikan waktu yang telah berlalu?. Pasti tak akan pernah bisa.

Kesadaran memang sering datang terlambat. Dulu sewaktu masih belia dan menenteng status pelajar, diri ini tidak menggunakan waktu untuk belajar giat. Ya, seperti umumnya anak-anak muda yang lebih tertarik dengan acara jalan bersama teman, nongkrong maupun kegiatan-kegiatan sejenis yang sebenarnya tidak begitu berguna.

Kini, usia muda sudah lewat. Fisik sudah tidak sekuat dahulu, begitu pula waktu sudah tidak selonggar masa itu. Dan baru kini kesadaran itu datang, ternyata kami dulu banyak membuang-buang waktu.

Yang sudah berlalu tak akan pernah terulang lagi. Saat ini adalah waktunya untuk menebus semua kelalaian. Seperti sebuah nasihat; "Jangan selalu katakan 'masih ada waktu' atau 'nanti saja'. Lakukan segera, gunakan waktumu dengan bijak."

Kata orang, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Lebih baik menyadari kesalahan dan berusaha memperbaiki diri, daripada panjang angan dan menunda untuk berubah. Kawan, mari syukuri waktu yang masih diberikan dengan terus belajar dan berusaha memperbaiki diri, agar hidup kita memberi banyak kemanfaatan bagi orang.

 

 

 

 

 

Rabu, 30 Oktober 2024

Belajar Sepanjang Hayat

 



Tidak rugi bila usia dihabiskan untuk mencari ilmu, begitu pesan guru kami dulu. Semangat menuntut ilmu itu senafas dengan sebuah ungkapan “Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi”; tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.

Mencari ilmu bukan hanya urusan anak-anak di bangku sekolah. Semua orang dan semua usia harus terus belajar dan menambah perbendaharaan ilmunya. Tidak akan pernah ada kata cukup, karena sekali merasa pandai dan berhenti belajar berarti ia telah gagal mencapai derajat yang lebih tinggi. 

Bagi para pelajar, sudah pasti mereka memiliki banyak waktu untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya. Namun bagi orang dewasa yang telah berkeluarga, tentu hari-harinya akan disibukkan dengan berbagai kegiatan dan urusan pekerjaan.

Sebenarnya selalu ada jalan bagi kita yang sungguh-sungguh ingin terus belajar. Berbagai cara dapat kita terapkan untuk menambah ilmu, misalnya dengan rutin membaca buku. Dengan membaca lima belas menit saja sebelum tidur, ternyata dalam tempo panjang mampu mengkhatamkan berbagai buku/kitab.

Cara lain untuk menambah ilmu yakni dengan memanfaatkan gadget. Di waktu-waktu luang kita bisa memutar youtube kajian agama dari berbagai ulama yang sudah masyhur. Teknologi memudahkan kita belajar meski tidak langsung datang ke majlis kajian mereka.

Akan selalu ada banyak cara untuk terus menuntut ilmu. Yang terpenting kita senantiasa menjaga niat untuk terus belajar dan menambah ilmu. Sehingga, selamanya kita akan menjadi manusia pembelajar yang tidak pernah puas dengan ilmu yang didapatkan.

 

Selasa, 22 Oktober 2024

Jaga Ukhuwah, Hindari Perpecahan

 



Sebenarnya terasa berat harus menulis tentang masalah ini. Saya bukanlah siapa-siapa. Perkataan, tulisan maupun sikap saya tidak akan pernah dianggap penting dan tidak membuat pengaruh apa-apa. Saya hanya orang lemah yang ingin berbuat sesuatu meski itu belum pasti ada gunanya.

Tak ubahnya seperti semut yang membawa setetes air  untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim. Dia tahu, usahanya tak akan membuat perubahan besar, tapi tetap saja ia harus berbuat karena bila diam, sama halnya dengan setuju dengan situasi yang sedang terjadi. Itulah ibaratnya saya

Hari ini kita menyaksikan perdebatan yang sepertinya sudah masuk dalam ranah perpecahan terkait tentang nasab. Kelompok habaib dihadap-hadapkan dengan kelompok ulama dan kiai pribumi. Entah apa untungnya dari semua perselisihan antar sesama saudara seiman yang sama-sama mengaku sebagai bangsa yang satu.

Saya tidak pernah menjadi pendukung atau pembela dari salah satu kelompok yang saat ini sedang bertikai. Saya hanya prihatin melihat semua ini, karena saya adalah orang yang mencintai persatuan dan kerukunan umat. Pedih rasanya melihat sesama saudara seiman saling menghujat dan merendahkan.

Apakah urusan nasab ini tidak bisa diselesaikan dengan cara yang beradab. Kalau memang ada oknum yang melanggar hukum biarkan mekanisme hukum yang berjalan dan menemukan keadilannya. Bila ada pelanggaran etika, tentu itu juga bisa diselesaikan dengan cara yang elegan.

Bila kita terus-menerus berselisih, kelompok lain akan mengambil keuntungannya. Pasti ada yang senang ketika umat Islam mengalami perpecahan. Bahkan bisa saja, semua peristiwa ini memang disengaja, umat ini sedang diadu domba. Tetap jaga ukhuwah Islamiyah saudaraku…

 

 

Senin, 14 Oktober 2024

Sahabat Berdebat



Tidak lama setelah Abu Bakar dibaiat menjadi Khalifah untuk memimpin umat Islam, beliau menghadapi beberapa masalah krusial. Muncul beberapa orang yang mengaku menjadi nabi, sementara ada beberapa kabilah menyatakan keluar dari Islam atau murtad. Selain murtad, mereka yang masih bertahan dengan Islam tak mau membayar zakat kepada Abu Bakar.

Ada yang yang beranggapan bahwa pembayaran zakat sebagai upeti yang sudah tak berlaku lagi sesudah Rasulullah tiada. Zakat, menurut hemat mereka, boleh dibayarkan kepada siapa saja yang mereka pilih sendiri sebagai pemimpinnya di Madinah. Mereka mogok tak mau membayar zakat dengan menyatakan bahwa dalam hal ini mereka tidak tunduk kepada Abu Bakar.

Umar bin Khattab selaku sahabat dekat Khalifah Abu Bakar berpendapat untuk tidak memerangi umat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sementara Khalifah Abu Bakar teguh mempertahankan pendiriannya, untuk memerangi kelompok yang tidak mau membayar zakat. Kedua sahabat utama Nabi itu berbeda pendapat bahkan berdebat tajam, tapi tetap saling menghormati.

Pada riwayat yang lain dikisahkan, Umar mendatangi Abu Bakar dan berkata bahwa mayoritas korban perang Yamamah adalah para penghafal Al-Quran. Sebab gugurnya mereka, Umar khawatir sebagian besar Al-Quran juga akan hilang, dan ia (Umar) punya pendapat, sebaiknya Abu Bakar segera memerintahkan seseorang untuk melakukan dokumentasi atau pengumpulan Al-Quran.

Abu Bakar merespon pendapat Umar tersebut dengan bertanya tentang sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. Umar kemudian menjawab disertai sumpah ‘demi Allah, ini adalah ide yang baik’. Umar terus membujuk Abu Bakar hingga Allah memberi ‘kelapangan dada’ Abu Bakar dan akhirnya ia setuju dengan usulan Umar. Kemudian Abu Bakar menugaskan tugas mulia ini kepada Zaid Bin Tsabit.

Dalam sejarah Islam, kita memiliki khazanah tokoh-tokoh besar yang memberikan teladan kepada umat, Abu Bakar dan Umar di antaranya. Meski sahabat, ternyata Abu Bakar dan Umar sering berdebat. Tentu perdebatan mereka bukan masalah pribadi tetapi masalah yang esensial dan kepentingan kemaslahatan umat.

Sahabat yang baik adalah orang yang selalu ada untuk mendukung, mau memberikan nasihat ketika diperlukan, dan bahkan mengkritik kita agar menjadi pribadi yang lebih baik.

 

 





Senin, 07 Oktober 2024

Kesenangan yang Menipu

 



Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (al-Hadid: 20). Berlimpahnya harta, jabatan yang tinggi, dan segala kemewahan dunia adalah kesenangan atau nikmat sementara yang tiada abadi. Semua akan berakhir pada waktunya. Akan ada kesenangan abadi yang nyata, dan itu nanti setelah hari pembalasan.

Ketika seseorang meraih jabatan tinggi atau memiliki kekayaan duniawi yang berlimpah, pasti akan banyak yang datang berkerumun mengelilinginya. Seperti semut yang berduyun-duyun mendatangi gula. Atau contoh yang lebih buruk, seperti lalat yang menyerbu bangkai. Namun yang pasti, pesta pasti akan berakhir.

Satu-persatu orang akan meninggalkan penguasa yang telah kehilangan jabatannya. Mereka akan segera mendatangi dan mengerubungi pejabat baru. Yang lama akan ditinggalkan karena telah habis manisnya. Dan bagi para penjilat sejati, tidak ada lagi rasa malu di hatinya. Loncat sana, loncat sini, semua dilakukan demi mendapatkan kesenangan diri sendiri.

Memang begitu kaidah kehidupan duniawi ini. Siapa yang berkuasa dan memiliki harta akan banyak pendukungnya. Seakan semua memuji dan menjunjung tinggi sang pejabat. Tapi yang pasti, semua itu hanya sementara. Mereka ingin memegang kekuasaannya selama mungkin, padahal tidak ada yang kekal di kehidupan dunia ini.

Kaya itu sementara. Menjadi pejabat juga tidak selamanya. Jangan tertipu dengan semua nikmat yang Allah titipkan. Pada masanya semua akan bertanggungjawab dengan apa yang telah dikerjakan di dunia fana ini. Waspadalah… waspadalah!.

 

 

 

 

Rabu, 02 Oktober 2024

Hidup dan Badai Ujian

 



Siapa yang hidupnya tidak pernah merasakan kesedihan? Pasti tidak akan ada. Ujian hidup berupa kekurangan harta benda, rasa takut, sakit dan berbagai kesulitan akan selalu mengiringi kita. Semua orang mengalami ujian dalam hidupnya meski apa yang dihadapi berbeda-beda.

Terkadang kita merasa banyak mengalami ujian dalam hidup dan melihat orang lain hidupnya begitu sempurna. Ternyata itu hanya lamunan dan bisikan setan agar kita menjadi orang yang banyak mengeluh bahkan terjerumus dalam keputusasaan.

Ujian harus dihadapi dengan kesabaran, dan tidak ada cara selain itu. Kesabaran tidak akan menghentikan ujian, namun dengan sabar orang akan berhasil keluar dari ujian. Seperti orang yang berjalan di tengah hujan dengan payung. Payung tidak akan bisa menghentikan hujan, namun dengan berpayung kita bisa melewati hujan.

Bila kita menghadapi seratus ujian, yakinlah orang lain juga menghadapi ujian yang banyak. Bukan hanya seratus, mungkin seribu ujian. Dan, tidak perlu kita menceritakan ujian hidup kepada orang lain, karena mereka juga sedang menghadapi permasalahan yang sama.

Manusiawi bila terkadang kita sedih dan kehilangan harapan. Namun itu tidak akan pernah memperbaiki situasi. Mari kita senantiasa berkeluh kesah hanya kepada Dzat yang Mahamenolong. Dia yang Mengetahui segala kesulitan dan badai ujian yang sedang kita hadapi. Kita sandarkan segala harapan, semoga dikuatkan dan lulus menghadapi ujian.

 

Selasa, 24 September 2024

Salah Persepsi, Salah Bicara

 



Apa yang diterima oleh pancaindera manusia sering dipersepsikan dengan tidak tepat. Sebagai contoh, jika ada dua orang yang sedang berbicara, namun tidak memiliki latar belakang yang sama, maka akan sering terjadi salah pemahaman. Begitu pula dunia media yang saat ini sangat gencar dengan berbagai informasi, justru menimbulkan kerancuan bahkan tidak jarang mengakibatkan kisruh.

Ketika seseorang tidak memiliki cukup informasi tentang suatu tema atau situasi, maka mereka mungkin akan membuat kesimpulan yang salah. Makanya tidak heran bila kita menyaksikan perdebatan antara dua orang atau antarkelompok, yang ternyata keduanya tidak memahami dengan sempurna topik yang sedang mereka perdebatkan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda; “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam” . Diam adalah solusi untuk selamat. Jika kita tidak bisa berkata dengan baik lebih aman sebaiknya diam.

Hari ini dikatakan diam bukan hanya dengan menutup mulut, tapi juga menahan jari untuk berkomentar di platform medsos yang kita miliki. Kalau dengan berbicara banyak manfaat yang didapatkan, maka harus bicara. Tapi sebaliknya bila berkata menimbulkan banyak mudharat, tidak perlu kita ikut bicara.

Sata kalimat yang buruk bisa berbuntut panjang. Terlebih bila sudah kita sebarkan di dunia maya. Maka akan sangat sulit menghapus kekeliruan kita karena terlanjur menyebar ke mana-mana. Menghapus jejak digital tidaklah mudah. Akan lebih sulit lagi menghapus catatan amal buruk dari ucapan kita yang pernah menyakiti banyak orang.

Kamis, 19 September 2024

Kehilangan Uswah

 



Senin tanggal 16 September 2024 kemarin, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awwal 1446 Hijriyah kita memperingati maulid (kelahiran) Nabi junjungan Muhammad Saw. Setiap momen peringatan maulid tiba, jagat media sosial kita selalu diramaikan dengan konten pro dan kontra peringatan maulid. Sebuah fenomena yang akan terus terulang sampai bumi ini berhenti berputar.

Sebenarnya dua kelompok yang saling berbeda pendapat bisa kompromi dalam perbedaan. Biarkan kami, jamaah yang selalu memperingati maulid tetap melaksanakan kegiatan ini. Dan tidak pernah ada paksaaan kepada kelompok yang anti peringatan maulid untuk mengikuti apa yang kami kerjakan. Jadi, tidak perlu keluar fatwa bid’ah dan selalu menyesatkan, karena itu sangat menyakitkan.

Makna hakiki dari peringatan maulid adalah meneguhkan kembali kesadaran diri untuk selalu mengikuti sunah Nabi. Rasulullah Saw adalah model sempurna yang harus diikuti oleh umat Islam sedunia. Beliau adalah sosok yang akan selalu relevan dijadikan uswah segala tingkah lakunya. Terlebih saat ini, kita telah kehilangan figur yang bisa dicontoh dalam masyarakat.

Rendahnya moral masyarakat atau bangsa salah satu hal dikarenakan tidak adanya teladan yang bisa diikuti. Faktanya, penjaga moral justru banyak yang tidak bermoral dan penegak keadilan banyak yang berbuat curang. Masyarakat sulit mencari figur teladan yang perkataan, perbuatan dan geraknya benar-benar lurus.

Umat Islam harus kembali pada teladan yang benar-benar paripurna. Uswah satu-satunya yang tidak memiliki cela adalah Nabi Agung Muhammad Saw. Sebagai pemimpin, suami, orang tua, tetangga dan apapun peran beliau semua layak diikuti. Rasulullah merupakan figur “uswatun hasanah” yang semua sisi kehidupan beliau harus diteladani umat Islam. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad….

 

 

 

 

Bukan Tim “Anak Bawang”

  Kemenangan timnas Indonesia atas Saudi Arabia 2:0 semalam (Selasa, 19/11) sangat mengesankan. Meski baru sekali masuk babak ketiga kuali...