Di era modern ini,
gaya hidup masyarakat semakin berubah ke arah materialisme. Banyak orang
berlomba-lomba memperlihatkan kekayaan, status sosial, dan kemewahan. Media
sosial turut menjadi panggung pamer kehidupan glamor yang sering memicu rasa
iri dan dengki. Padahal, dalam ajaran Islam, sikap yang dianjurkan justru
adalah zuhud, yakni hidup sederhana dan tidak terlalu mencintai dunia. Zuhud
bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, melainkan menempatkan dunia di
tangan, bukan di hati.
Fenomena hedonisme
kian marak di segala lapisan masyarakat. Gaya hidup konsumtif dianggap sebagai
tolok ukur kebahagiaan. Orang yang memiliki barang bermerek, mobil mewah, atau
liburan ke luar negeri sering dianggap sukses. Akibatnya, banyak orang terjebak
dalam sikap berlebihan demi mendapatkan pengakuan. Budaya pamer ini tidak hanya
mengikis nilai kesederhanaan, tetapi juga menimbulkan kesenjangan sosial dan
tekanan psikologis bagi yang tidak mampu mengikutinya.
Islam menawarkan
konsep zuhud sebagai solusi agar manusia tidak diperbudak oleh dunia. Zuhud
bukan berarti miskin atau meninggalkan harta, tetapi menjadikan harta sebagai
sarana, bukan tujuan. Rasulullah Saw bersabda bahwa kekayaan yang sebenarnya
adalah kekayaan hati. Dengan sikap zuhud, seseorang tetap bekerja keras dan
berkarya, namun hatinya tidak terikat pada harta. Ia lebih mengutamakan
keridhaan Allah daripada pengakuan manusia.
Mengamalkan zuhud
membawa banyak dampak positif dalam kehidupan. Orang yang zuhud hidup lebih
tenang karena tidak terobsesi dengan kemewahan. Ia terhindar dari utang demi
gaya hidup dan lebih fokus pada hal-hal yang bermanfaat. Selain itu, zuhud
menumbuhkan sikap syukur dan empati terhadap sesama. Dalam masyarakat, hal ini
bisa mengurangi perilaku pamer dan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.
Di tengah arus
hedonisme yang semakin kuat, kita perlu kembali menghidupkan nilai-nilai zuhud.
Dunia hanyalah sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan yang kekal. Dengan
mempraktikkan zuhud, kita tidak hanya menjaga hati dari penyakit cinta dunia,
tetapi juga meraih kebahagiaan yang hakiki. Mari kita jadikan zuhud sebagai
pedoman agar hidup lebih bermakna dan diridhai Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar