Berbagai cara dilakukan orang-orang musyrik Makah menentang dakwah Nabi Muhammad, menyiksa orang-orang lemah yang mengikuti Nabi, menawarkan harta kekuasaan kepada Nabi dengan syarat Nabi menghentikan dakwahnya, tidak juga berhasil. Melakukan teror kepada Nabi, juga tidak pernah berhasil menghentikan dakwah Nabi. Untuk membunuhan Nabi mereka khawatir, jika darah Nabi Muhammad tumpah karena ulah mereka, maka Makkah pasti akan digenangi darah manusia dan bahkan bisa membinasakan mereka semua. Karena menyadari hal ini, mereka beralih ke bentuk kezhaliman lain yang bukan pembunuhan, tapi dengan sasaran yang sama.
Untuk menghadapi Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib mereka membuat kesepakatan yang isinya: Larangan menikah, berjual beli, berteman, berkumpul, memasuki rumah, berbicara dengan mereka, kecuali jika secara suka rela mereka menyerahkan Muhammad untuk dibunuh
Selama tiga tahun Nabi dan keluarga besar Bani Hasyim dan Bani Al-Muthollib mengalami pemboikotan oleh orang-orang musyrik Makkah. Pemboikotan yang benar-benar ketat. Cadangan bahan makanan sudah habis. Sementara orang-orang musyrik tidak membiarkan bahan makanan yang masuk ke Makah atau barang yang hendak dijual melainkan mereka langsung memborong semuanya, hingga keadaan Bani Hasyim dan Bani Al-Mutholib benar-benar mengenaskan dan kelaparan. Akhirnya mereka hanya bisa memakan dedaunan dan kulit binatang. Tidak jarang terdengar suara para wanita dan anak-anak yang merintih karena kelaparan dari kaum perkampungan Abu Thalib. Kalau pun ada bahan makanan yang masuk, maka itu dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi, dan mereka tidak bisa keluar dari perkampungan untuk membeli segala keperluan kecuali pada bulan-bulan suci. Mereka bisa membeli dari kafilah yang datang dari luar kota Makah.
Hari ini kita merasakan situasi yang sulit, kebebasan kita dibatasi, disuruh tetap tinggal di rumah, juga ada sebagian diisolasi dari wilayahnya. Banyak orang yang pendapatannya berkurang atau bahkan tidak bisa bekerja lagi, banyak orang kena PHK dari pekerjaannya dan masih banyak cerita pilu yang lainnya sebagai akibat dari Pandemi yang melanda negeri kita saat ini.
Dalam situasi yang serba sulit seperti ini kemana lagi kita bisa minta pertolongan...?
Ke teman kita, dia juga merasakan dan mengalami kesulitan seperti apa yang kita rasakan,
Menunggu pemerintah memberi kita bantuan...? Pemerintah saat ini pun belum menemukan pola yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah besar yang kita hadapi sekarang.
Menunggu bantuan Internasional datang...? Seluruh negara di penjuru dunia saat ini masih berjuang mengerahkan segala kemampuan untuk melepaskan jerat Pandemi yang menyerang mereka.
Negara-negara besar yang katanya sistem kesehatannya bagus seakan tidak berdaya dan kehilangan kekuatan mereka.
Harapan terakhir hanyalah kembali kepada Allah Tuhan semesta alam yang Maha Kuasa atas segalanya,...
Sebagaimana Nabi hanya bergantung kepada Allah saat menghadapi kesulitan besar ketika diboikot kaum musyrik Makkah, di saat tidak ada kaum atau suku yang mampu membatalkan piagam pemboikotan, Allah yang menyelamatkan Nabi dan keluarganya dengan cara mengutus makhluknya yang kecil 'rayap', memakan piagam boikot yang digantung di dinding Makkah, dan berakhirlah masa pemboikotan.
Mantap. Mari isi blog secara istiqamah. Semoga barakah.
BalasHapusTerima kasih Pak Naim, mohon selalu dibimbing..
Hapus