Bila menulis terasa berat, berhentilah sebentar. Renungkanlah, hari ini kita diberi kesempatan, apakah kesempatan untuk menulis kita gunakan, atau kita abaikan saja. Harus sering kita ingatkan pada diri sendiri, ada dua nikmat yang diberikan Allah yang kebanyakan manusia lalai. Yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan (waktu luang).
Sudah sering kita mengisi nikmat waktu luang dengan hal remeh namun banyak menghabiskan waktu kita. Tentu ini berdasar dari pengalaman pribadi saya sendiri. Apakah benar tidak ada sedikit waktu untuk mencoba mengisinya dengan aktivitas menulis. Satu paragraf hari ini kelak akan menjadi puluhan atau bahkan ratusan halaman, bila terus menulis.
Seperti anak kecil yang menemukan mainan baru, setiap saat asyik bermain dengan mainannya tersebut. Mungkin itulah gambaran yang saya rasakan saat ini. Menulis menjadi aktivitas yang sangat saya sukai, sayang bila ditinggalkan. Semua tidak tahu, apakah suatu saat nanti saya akan masih suka dengan menulis. Tapi yang pasti hari ini mumpung hasrat menulis itu ada, akan saya salurkan dengan terus menulis, menulis terus. Bila di hari esok kesempatan dan kesehatan tidak lagi memungkinkan untuk menulis lagi, setidaknya saya sudah berbuat hari ini.
Menulis adalah ekspresi diri. Menulis merupakan penyaluran gagasan yang bebas. Pikiran merdeka kita tidak bisa dikekang, sebagaimana burung yang bebas terbang ke manapun dia suka. Inilah sisi menariknya menulis versi saya. Dengan menulis apa yang dirasakan, dipikirkan dan dicitakan semua tumpah-ruah dalam rakitan kata-kata.
Sebagaimana fisik yang membutuhkan gerak dan latihan otak pun memerlukan aktivitas. Ketika fisik jarang melakukan olahraga maka yang akan terjadi adalah, otot akan melemah dan tentu berpengaruh pada kemampuan dan kekuatan organ tubuh secara keseluruhan. Mungkin seperti itulah salah satu manfaat menulis. Menulis menjadikan otak kita terbiasa selalu berpikir. Ini menjadikan kesegaran dan ketenangan pikiran.
Tidak percaya? Mari coba menulis setiap hari.
Tetap semangat. Tetap Istikomah
BalasHapusinsya'Allah prof..
Hapusterbaik pak pri ini.. saat orang lain lelah. dia tak pernah padam semangat untuk menulis
BalasHapuslagi semangat belajar bu etik...
BalasHapus