Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Begitu kata Wijaya Kusumah dalam bukunya. Apa yang akan terjadi bila menulis setiap hari?. Mungkin setiap penulis akan memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Bukankah hidup ini memang unik. Aktivitas yang sama bisa melahirkan pengalaman yang beda bagi pelakunya. Demikian pula menulis. Bisa saja apa yang saya rasakan beda dengan Anda.
Seorang penulis buku produktif mengaku dalam sehari pernah membuat sampai dua puluh artikel. Tentu tidak setiap hari mampu membuat sebanyak itu. Dan aktivitas menulisnya itu sudah dilakukannya selama puluhan tahun. Bagi dia menulis setiap hari tidak menjadikan kehabisan bahan. Karena dia sudah melalui siklus menulis yang mapan.
Filosofi menulisnya seperti hujan. Hujan itu turun dalam kadar yang tepat. Bukan gumpalan air atau jatuh seketika. Tapi dalam rintik-rintik dan tetesan, butiran air yang proporsional. Begitulah bila sudah tenggelam dalam menulis. Ada waktu yang selalu ia luangkan untuk menulis. Kalaupun dalam kondisi di tengah kesibukan, ia tetap mampu menulis. Memiliki waktu sepuluh menit pun bisa digunakan untuk menulis. Bahkan ketika hendak makan, mandi atau kegiatan ringan yang lain dia masih sempat untuk menulis.
Siklus hujan dimulai dari pancaran matahari yang mengakibatkan penguapan air yang berada di bumi seperti laut dan sungai. Sinar matahari yang panas menyebabkan adanya proses evaporasi. Hasil uap tersebut naik dan mengalami proses kondensasi. Dalam proses tersebut, uap air berubah menjadi embun dan singkatnya menjadi hujan. Dan seterusnya berjalan seperti itu. Begitu pula kita menulis. Apa yang kita baca, kita dengar, atau segala yang kita alami bagai pancaran matahari yang menghimpun uap air. Semua tadi selanjutnya diproses dalam perenungan yang akhirnya menjadi gagasan yang matang. Menjadi sebuah karya.
Kita sedang berproses membuat siklus menulis yang teratur. Dan kelak bila semua sudah bisa berjalan, semua akan bergerak dengan alamiah. Menulis menjadi bagian tak terpisah lagi dari aktivitas sehari-hari. Sama halnya dengan kegiatan rutin yang lain, akan merasa belum “plong” bila belum menulis. Semoga…[..]
Semoga
BalasHapusAminn...
BalasHapus