Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Perbedaan kadang justru menjadi hidup lebih terasa indah. Sebagaimana bunga yang di taman akan terlihat semakin indah bila warnanya bermacam-macam. Demikian pula alat musik gamelan misalnya, Kendang, Bonang, Slenthem, Gambang, Gender Siter dan Gong akan menghasilkan simponi merdu yang menyejukkan hati bila dimainkan bersama. Bisa dibayangkan seandainya alat musik tadi hanya satu jenis, satu irama dan satu suara tentu akan membosankan.
Demikian halnya dalam urusan tata cara ibadah, kita tentu sudah terbiasa dengan perbedaan dalam mengerjakannya. Seperti Ramadhan tahun ini, bila kita cermati shalat tarawihnya memiliki keragaman cara melaksanakannya. Ada tarawih yang dilakukan dengan cepat sampai ada tarawih yang dikerjakan sampai menjelang sahur. Ada pula shalat tarawih yang dikerjakan pada awal malam, tapi ada juga tarawih yang dimulai pada tengah malam.
Sebuah video YouTube 'Tarawih Terlama 8 Jam Temboro' yang sudah diunggah beberapa tahun lalu viral kembali lantaran warga di Indonesia sedang melaksanakan ibadah puasa di Ramadan. Dalam video tersebut terlihat sejumlah orang yang tengah salat tarawih berjemaah. Dari keterangan yang tertulis dalam video diketahui bahwa salat tarawih 8 jam ini berlangsung di Ponpes Al Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Pondok pesantren Al Fatah memiliki lebih dari seribu santri yang berasal dari 16 negara di dunia, di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Australia, Somalia, Kamboja, Brunei Darussalam, Papua Nugini, Timor Leste, Bangladesh, India dan Suriname.
Inilah perbedaan yang sebenarnya rahmat bagi kita. Tak perlu merasa paling baik dan menganggap yang lain jelek. Kita tinggal memilih mana yang paling sesuai dengan hati kita. Bila mampu tentu baik sekali bisa mengikuti tarawih yang panjang. Namun jika itu terasa berat ada pilihan lain yang lebih ringan. Simpel saja.
Sudah tidak zamannya lagi saling menyalahkan kelompok lain. Yang qunut tidak perlu menyalahkan yang tidak mau qunut, demikian sebaliknya yang tidak qunut jangan menyerang yang qunut sebagai amalan bid’ah. Yang tarawih 20 rakaat tidak perlu menganggap paling benar dan menyalahkan yang 8 rakaat. Perbaiki saja amalan masing-masing dan bersihkan niat ibadah semata-mata karena Ridha Allah, cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar