Allah telah memberi banyak peringatan bagi hamba hamba-Nya. Mereka yang tergelincir dalam kelamnya dunia maksiat agar segera kembali ke jalan yang diridhai oleh Allah. Peringatan itu bisa berupa sakit, keresahan hati maupun kematian orang-orang di sekitarnya. Entah itu teman, tetangga maupun kerabatnya. Setiap kematian adalah nasihat bagi orang yang masih diberi kesempatan hidup.
Lagi-lagi hari ini khabar duka masuk di grup (guru) sekolah kami. Salah satu ibunda dari teman kami telah wafat, innalillahi wa innailaihi rojiun. Padahal belum ada seminggu ibu mertua beliau juga meninggal. Begitulah rahasia maut, tidak pernah ada yang mengira semua begitu cepat dipanggil oleh-Nya.
Dalam cerita turun-temurun dari orang tua kita, konon dulu di tanah Jawa pernah ada Pagebluk. Istilah Pagebluk adalah Bahasa Jawa yang artinya wabah atau epidemi atau penyakit menular yang berbahaya. Pagi sakit, sore meninggal. Atau sore sakit pagi sudah meninggal dunia. Mungkin saat pandemi sekarang ini bisa juga dikatakan pegebluk, meski sebenarnya tidak sedahsyat gambaran pagebluk zaman dahulu.
Tetapi maut tetaplah rahasia Allah yang tak akan mungkin kita bedah dan dipelajari. Ada ataupun tidak ada pandemi, kematian tetap akan menjelang. Mungkin karena situasi saat ini kita masih dalam “teror” pandemi, sering kita menghubungkan kematian dengan sebab Covid-19, padahal kenyataannya banyak yang tidak ada kaitannya.
Saatnya kita harus banyak merenung, tafakkur. Inilah nasihat terbesar yang berharga yang sering kita terima akhir-akhir ini. Coba, mau apalagi hidup di dunia ini. Kita sedang “berlomba” dengan waktu. Jangan pernah berpikir waktu kita masih panjang, karena hakikatnya tidak ada yang pernah tahu. Kelak, di hadapan Allah tidak ada alasan lagi bagi kita. Karena kita sudah diberi kesempatan di dunia. Dan bila kesempatan itu tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya, pastilah kita dalam golongan orang yang merugi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar