Piala Eropa (Euro2020) baru saja usai dini hari tadi. Italia keluar sebagai penguasa baru di benua biru menggantikan Portugal yang tersingkir pada 16 besar. Italia menjadi juara dengan catatan rekor pertandingan yang luar biasa. Tidak terkalahkan dalam 33 pertandingan. Selain itu juga sering tampil ofensif dengan permainan umpan pendek yang cepat. Kesan sebagai tim yang solid bertahan dengan gaya “catenaccio” sedikit terlupakan oleh publik penggemar bola.
Ada pelajaran penting dari turnamen empat tahunan di eropa yang baru saja usai digelar “Kebangkitan” dari keterpurukan. Siapa sangka Italia mampu meraih juara dengan cara yang mengesankan, padahal tiga tahun yang lalu mereka tidak mampu lolos piala dunia 2018. Sepak bola Italia mengalami penurunan prestasi besar-besaran.
Langkah Federasi sepak bola Italia yang menunjuk Roberto Mancini membuahkan hasil yang manis. Tangan dinginnya terbukti mampu membangkitkan prestasi Italia di kancah internasional. Bahkan Italia mampu menjuarai Euro2020 tanpa bintang besar dalam tim mereka. Ini menunjukkan sepak bola mereka adalah sepak bola kolektif, sepak bola yang menekankan kerja sama tim, bukan menonjolkan peran pemain bintang.
Pelajaran kedua adalah bangkit dan memenangkan perang melawan Covid-19. Final Euro2020 yang dihelat di stadion Wembley seakan mengabarkan pada kita semua, bahwa Eropa sudah memenangkan perang melawan pandemi. Tidak ada lagi physical distancing dan masker. Penonton dapat hadir langsung, berjubel puluhan ribu (lebih dari 60.000) di tribun stadion kebanggaan negeri ratu Elizabeth tersebut.
Ini merupakan pesan dan khabar gembira bagi seluruh bangsa yang masih berjuang keluar dari jerat hantu Corona. Italia seperti memenangkan dua pertandingan sekaligus. Berhasil memasuki fase baru dalam menghadapi pandemi virus corona dengan dihilangkannya aturan bebas masker di banyak wilayah sejak bulan kemarin, dan kini sepak bola mereka bangkit lagi dan menjadi jawara baru Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar