Prestasi olah raga dalam event internasional seperti olimpiade sudah pasti akan meningkatkan martabat bangsa. Kesuksesan meraih medali tertinggi akan membawa nama baik bangsa Indonesia di kancah dunia. Untuk itu guna meningkatkan prestasi di bidang olah raga di level yang lebih tinggi mesti direncanakan dengan program panjang dan tidak instan.
Sebenarnya prestasi olah raga kita rendah bukan karena minimnya bibit potensial tapi lebih karena sistem pembinaan. Di negara-negara yang maju olah raganya seperti China, USA maupun Jepang pembinaan olah raga sangat bagus dan berjenjang dari usia dini. Sekolah-sekolah dasar di sana sudah memiliki sarana olah raga yang memadai. Bandingkan dengan sekolah di negeri kita, tentu sangat jauh berbeda. Hampir seluruh sekolah dasar kita tidak memiliki fasilitas olah raga. Bagaimana mungkin bisa melahirkan atlet yang handal dan berprestasi.
Lalu mengapa cabang bulu tangkis masih mampu bersaing di level tertinggi dunia seperti olimpiade kali ini. Yang pasti itu juga bukan semata program pembinaan pemerintah yang berhasil. Atlet bulu tangkis berprestasi lahir dari klub badminton yang jumlahnya lumayan banyak di negeri kita. Bukan "tangan" pemerintah yang menemukan bibit atlet dan melakukan pembinaan sedari awal. Pemerintah tinggal memoles bahan yang hampir jadi dengan sistem pelatnas.
Pada dasarnya olah raga seharusnya bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Bukan hanya kalangan tertentu yang mampu menyewa fasilitas latihan yang tidak murah. Namun faktanya kita sangat sulit mengakses fasilitas olah raga. Inilah yang mengakibatkan prestasi kita tidak pernaik naik, bahkan cenderung terus menurun. Dan bila kita mengharap prestasi akan meroket sementara tidak ada perubahan yang radikal dalam sistem pembinaan, rasanya mustahil bisa terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar