Sesuai hadis Nabi, di antara sekian banyak nikmat yang telah Allah berikan, ada dua nikmat yang manusia sering lalai darinya. Nikmat tersebut adalah kesehatan dan waktu luang. Orang baru sadar betapa pentingnya sehat ketika ia sedang sakit. Dan nanti akan banyak orang menyesal ketika ia sadar banyak waktu yang telah berlalu tanpa diisi dengan amal yang berguna.
Waktu luang artinya kesempatan yang diberikan Allah. Waktu adalah jatah usia yang disediakan. Dan perputaran waktu tidak akan pernah berhenti. Faktanya dalam kehidupan ini banyak orang tidak bisa bersyukur memiliki jatah waktu. Meskipun panjang dalam hitungan manusia, tetap saja ada akhirnya.
Maknanya, selama ini kita banyak yang melupakan dua nikmat tersebut. Lazimnya secara umum orang menilai nikmat itu bila memiliki banyak harta. Dengan harta orang bisa membeli semuanya. Ternyata tidak, waktu tidak bisa dibeli oleh siapapun. Kita bisa membeli jam dinding dan jam tangan, tapi tidak bisa membeli waktu. Mereka yang berlimpah harta sekalipun tak akan bisa membeli waktu. Seandainya waktu bisa dibeli, sudah pasti banyak orang akan membelinya.
Tak perlu punya keinginan membeli waktu. Prinsipnya, janganlah kita membiarkan waktu lewat begitu saja. Karena banyak orang berlalu (meninggal) tanpa sempat menikmati waktu yang sangat berharga. Mengisi waktu untuk bekal kehidupan akhirat yang abadi. Karena apa yang didapatkan di kehidupan kelak, bergantung bagaimana kita mengisi waktu di dunia.
Sukses tak bisa dinilai dari seberapa banyak materi yang dimiliki. Meski sebagian besar orang mengartikan semakin banyak uang atau harta merupakan indikator kesuksesan seseorang. Definisi sukses begitu kabur. Tidak ada definisi pasti mengenai apa itu kesuksesan dan apa parameter seseorang bisa dikatakan sukses. Tapi yang pasti, orang yang bisa menata waktunya adalah orang yang sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar