Apa hubungannya menulis dengan lari?. Sekilas memang tidak ada kaitannya. Keduanya memang sama-sama aktivitas tetapi dua hal yang tidak beririsan. Menulis tentu berkaitan dengan membaca, menyunting, menganalisa dan mengolah data dalam sebuah karya. Adapun lari bagian dari olah raga yang sebenarnya jauh kaitannya dari menulis.
Memang secara langsung lari tidak bersinggungan dengan kegiatan menulis. Namun bagi saya lari bagian dari “berburu” inspirasi menulis. Sudah belasan tahun saya membiasakan diri berolahraga lari pagi. Kegiatan yang saya mulai setelah shalat subuh dan tidak lebih dari tigapuluh menit tapi banyak memberi manfaat, termasuk dalam aktivitas menulis yang saya tekuni.
Membuat karya tulis rutin di blog membutuhkan kesinambungan ide. Memang apa yang saya tulis hanya tema yang ringan tetapi tetap saja itu memerlukan kesungguhan usaha. Tanpa semua itu, tidak mungkin bisa tetap berjalan sampai saat ini.
Ada tempat “singgah” yang menjadi kesukaan saya ketika lari pagi. Jembatan di tengah sawah. Di tempat itulah saya pasti istirahat sejenak untuk sekadar jeda dan mengumpulkan energi baru. Hamparan hijau tanaman menjadi penyejuk mata dan pelepas pikiran yang penat. Hal sederhana dan murah tetapi begitu besar manfaat yang saya rasakan.
Selepas lari semua seakan kembali segar. Tidak hanya badan namun juga perasaan menjadi lega. Lari pagi seolah menjadi sarana membuang daya negatif yang ada dalam jiwa dan raga saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar