Banyak cara untuk menjadi seorang penulis yang produktif. Kebanyakan dari mereka memiliki tips “rahasia” untuk tetap berkarya seakan tanpa jeda. Tidak cukup belasan judul buku yang diterbitkan, bahkan para penulis produktif mampu merilis puluhan judul buku. Kuncinya, ternyata mereka rajin menulis setiap hari.
Lalu apa saja yang ditulis mereka?. Ya apa saja. Dari hal-hal keseharian yang sederhana sampai dengan tema khusus yang menjadi perhatiannya. Umumnya mereka tidak terfokus menulis pokok masalah-masalah yang penting saja.
Salah satu tips menulis yang saya terima dari teman yang menggemari buku, agar kita mampu eksis dalam dunia literasi adalah menulis tanpa banyak berpikir. Maksudnya, ketika menulis kita harus lepas dan mengalir. Yang terpenting menulis dulu, jangan merisaukan kualitas yang sedang kita tulis. Biasanya, kita akan langsung mengoreksi apa yang kita tulis. Ternyata ini tidak tepat. Karena meneliti dan menyunting tidak bisa dikerjakan bersamaan dengan aktivitas menulis.
Banyak berpikir menjadikan ide yang akan kita jabarkan menjadi tersendat. Memang menulis sebenarnya bagian dari proses berpikir, tapi bukan berarti setiap kata dan kalimat harus dipikirkan secara mendalam saat ditulis. Ada waktunya nanti untuk memeriksa dengan saksama. Apakah setiap istilah dan kalimat sudah benar dan sesuai.
Bilamana naskah yang ditulis dengan cara tidak banyak berpikir ternyata memang jelek hasilnya. Tidak perlu khawatir. Sesuatu yang jelek masih bisa diperbaiki. Tentu saja lebih baik punya naskah jelek daripada belum mulai menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar