Jangan pernah mematahkan semangat anak yang sedang
berusaha meraih harapannya. Bila kita tidak mampu membantu, setidaknya dorong
dengan memberi motivasi. Karena banyak kisah sukses karena hal kecil. Dan
banyak cerita kegagalan karena hal yang sepele.
Konon ceritanya, dulu Thomas Alva Edison kecil ketika
sekolah dasar dianggap anak yang bodoh oleh gurunya. Hingga akhirnya dia harus
berhenti dari sekolah dan belajar sendiri di rumahnya. Ternyata dugaan guru
yang keliru. Thomas bukan anak yang bodoh, tetapi dia anak yang spesial. Hanya
karena tidak diberi kesempatan untuk berkembang.
Banyak orang tua atau bahkan pendidik terlalu cepat
menilai kemampuan seorang anak. Padahal pendidikan bukan sesuatu yang bisa kita
lihat hasilnya secara instan. Semua itu proses yang membutuhkan waktu panjang. Tidak
mungkin kita mengambil penilaian hanya dari salah satu indikator.
Beri kesempatan anak untuk terus berkembang dan mengasah
kemampuannya. Terkadang kita menanamkan mental pesimis pada anak. Ketika anak
memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi, dukung dan kuatkan niatnya.
Tidak ada salahnya ambil bagian dalam kompetisi dan
perlombaan. Meski secara matematis akan sulit meraih hasil tertinggi, tapi alam
kompetisi akan mendidik spirit dan keberaniannya. Ada pelajaran yang akan
diambil olehnya. Bahwa untuk meraih harapan akan selalu ada perjuangan. Tak akan pernah ada prestasi yang didapat
dengan cuma-Cuma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar