Kepolisian RI tengah mengalami kondisi yang “huru-hara”.
Bermula kasus besar yang menerpa, ditambah lagi dengan peristiwa besar lainnya.
Peristiwa Magelang dan Duren Sawit belum tuntas, disusul tragedi Kanjuruhan.
Ketika peristiwa Kanjuruhan sedang diselidiki, pengganti Kapolda Jatim yang
belum genap dua bulan bertugas justru tersandung kasus narkoba.
Berat betul ujian institusi kepolisian. Usaha
memulihkan kepercayaan masyarakat dirasa akan semakin berat karena seolah semua
terjadi beruntun. Untuk peristiwa kapolda Jatim, apa ini bukan sebuah
perlawanan dari kelompok tertentu dalam institusi kepolisian. Tentu itu hanya imajinasi
liar sebagian masyarakat yang tidak memiliki bukti, hanya menduga-duga saja.
Ada genk dalam tubuh polri. Begitu rumor yang
berkembang pada saat peristiwa terbunuhnya ajudan di rumah sang jenderal
terkuak. Kelompok ini dianggap memiliki pengaruh dan jaringan yang kuat. Bila coba
kita hubungkan, mungkin saja pihak-pihak yang kini sedang bertikai saling
membalas dan menjatuhkan.
Kita tidak bisa membayangkan betapa “panasnya”
intern kepolisian saat ini. Beberapa petinggi yang di pundaknya ada bintang sedang
tersandung masalah. Dan seandainya janji pimpinan tertinggi mereka akan
bersih-bersih, sudah pasti masih akan bertambah lagi yang terkena ciduk.
Tidak berlebihan bila situasi yang terjadi
adalah perang jenderal. Siapa yang memiliki catatan hitam, maka dia harus
bersiap-siap menghadapi meja hukum. Tak ada lagi saling menutupi dan saling
menyelamatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar