Sebuah kisah nyata. Seorang pekerja terjebak dalam sebuah ruangan pendingin daging yang kosong. Ia tidak bisa meminta tolong karena semuanya telah pulang dan di pabrik tersebut sudah tidak ada lagi orang yang bekerja.
Karena sudah putus asa, pekerja tersebut menulis pesan di buku kecil yang ada di sakunya. Di halaman pertama tertulis bagaimana ia terjebak dalam ruangan pendingin tersebut. Kemudian di halaman kedua dia menulis apa yang mulai dirasakan. Rasa dingin mulai menusuk tubuhnya. Kemudian di halaman ketiga dia merasakan tubuhnya sudah membeku.
Keesokan harinya dia ditemukan oleh temannya sudah meninggal karena Hipotermia, yaitu kondisi darurat medis yang terjadi ketika tubuh lebih cepat kehilangan panas dibandingkan panas yang dihasilkan. Kondisi ini menyebabkan suhu tubuh menjadi sangat rendah.
Hal yang aneh. Karena sebenarnya mesin pendingin ruangan tersebut dalam kondisi mati. Artinya suhu ruangan tersebut tidaklah dingin, sama seperti suhu di luar ruangan. Tapi orang yang terjebak tadi sudah merasakan kedinginan karena keyakinan yang dia pikirkan.
Ya, hidup akan berjalan seperti apa yang kita pikirkan. Bila kita memandang hidup ini anugerah dan penuh nikmat, maka kita akan selalu bersyukur dan merasakan hidup ini lapang. Lalu, bagaimana bila kita merasa hidup ini sempit. Yang terjadi adalah seperti apa yang dirasakan. Hidup serba sulit dan penuh dengan segala permasalahan yang rumit.
Sebuah riset pernah dilakukan. Mayoritas pasien yang dirawat di Rumah Sakit sebenarnya fisiknya tidak menderita sakit. Banyak yang sakit karena merasa tubuhnya sedang sakit. Yang terjadi akhirnya, banyak keluhan sakit yang sebenarnya itu bersumber dari apa yang selalu dipikirkannya.
Inilah pentingnya selalu berpikir positif. Bila orang selalu berpikir baik maka apa yang dilakukan juga baik. Sebaliknya bila seseorang selalu memproduksi pikiran yang negatif, perilakunya pun akan cenderung pada hal-hal yang negatif pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar