Hujan masih saja turun ketika masa sudah memasuki
periode musim kemarau. Sepertinya musim hujan akan berlangsung panjang. Tidak
seperti zaman dulu, ketika musim masih berjalan dengan teratur. Kita bisa dan
biasa membaca “tabiat” pergantian musim, karena semua masih beredar dengan
harmonis.
Ada sebagian orang, entah dengan keadaan sadar atau
hanya dengan berkelakar kadang mengeluh bila sering turun hujan. Hujan itu
merepotkan, hujan bisa mengacaukan acara, hujan bisa bisa menimbulkan banjir,
dan banyak keluhan lainnya.
Siapa bilang hujan merepotkan. Bukankah hujan
adalah berkah bagi kehidupan yang harus disyukuri. Dengan hujan tumbuhan dan
rerumputan yang kering akan hijau kembali. Hewan-hewan liar yang tubuhnya kurus
gemuk lagi. Mata air dan sungai akan mengalirkan air yang sangat dibutuhkan
kehidupan.
Hujan sebenarnya tidak pernah merepotkan. Manusia
saja yang egois dengan segala keinginan dan perencanaannya. Maunya, hujan turun
dan berhenti sesuai kehendaknya. Jika perlu menyewa pawang hujan untuk mengatur
atau menolak turunnya hujan. Tidak mutlak benar juga, bila hujan menimbulkan
bencana. Nyatanya banyak bencana berawal dari ulah manusia itu sendiri yang
merusak keseimbangan alam.
Bagi sepasang muda-mudi, hujan bisa membawa kenangan yang terindah.
Karena hujan berdua jalan kaki harus berpayung daun pisang. Jadilah lagu memori
daun pisang tak akan terlupakan. Dan, yang masih
selalu membekas dalam anganku. Hujan akan selalu disambut riang oleh kumpulan
kodok dalam genangan sawah dan parit kampungku dulu…
hujan itu berkah.. karena tanpa hujan udara terasa panas dan gerah, dengan turunnya hujan hujan udara terasa sejuk dan nyaman untuk tidur. Namun demikian hujan bisa menjadi musibah, jika turunnnya hujan sangat lebat, dikuti angin yang bertiup kencang disertai kilatan petir yang menyambar dan suara guntur yang begelegar sehingga air meluap dimana-mana, banjir datang melanda, pohon-pohon bertumbangan dan tanah longsor menerjang, sebagai akibatnya hetaran sawah tenggelam, hewan ternak tak mampu mengelak, aktifitas terhenti, dan kerugian harta benda jelas terlihat. Petani gagal panen. pelajar tidak bisa bersekolah, pegawai /pekerja tak bisa bekerja,roda perekonomian tidak berputar.... begitu hebatnya hujan.. mengingatkan kita kepada Sang pembuat hujan agar selalu bersyukur dan meningkat ibadah kepada-Nya
BalasHapusIya betul Pak Aan
HapusLuar biasa catatannya, Bapak Prianto. Terima kasih inspirasinya tentang hujan.
BalasHapusTerima kasih kembali Mbak Zahra
Hapus