Jika manusia hendak menghitung nikmat yang telah Allah berikan, niscaya dia tidak akan mampu. Bagaimana mungkin manusia menghitung banyaknya nikmat Allah bila setiap sel di tubuh kita adalah nikmat, setiap helai rambut juga nikmat dan setiap tarikan nafas kita merupakan nikmat yang tidak ternilai.
Allah hanya memerintahkan manusia bisa bersyukur, dan tidak pernah minta mengganti nikmat yang telah dilimpahkan. Memiliki kesadaran hati selalu bersyukur adalah nikmat yang mesti disyukuri. Sehingga syukur kita tidak akan pernah ada habis-habisnya, bersyukur dan terus bersyukur.
Bersyukur artinya menyadari kebesaran Allah dan mengakui kemurahan-Nya. Syukur itu bukan hanya sebuah ungkapan terima kasih semata. Sudah menjadi sifat dasar manusia mudah mengeluh dan bersedih hati, dan lama-kelamaan itu akan menjadi umpatan atau bahkan menyalahkan takdir Allah. Namun bila kita pandai bersyukur, nikmat Allah akan selalu bertambah.
Syukur itu hakikatnya tanpa syarat. Syukur tidak bisa dimaknai sebagai balasan kebaikan hamba kepada Penciptanya. Karena sepenuhnya hidup ini adalah anugerah, dan tidak sedikit pun kita memiliki andil dalam tatanan kehidupan dunia ini yang telah ditentukan sejak zaman azali.
Syukur tidak sebatas hanya ungkapan kata-kata. Buah syukur adalah keluasan dan kedamaian hati. Yang pandai bersyukur akan menemukan kesejatian hidup. Karena syukur hidup menjadi indah, dan dengan syukur hidup penuh berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar