Sabtu, 27 Juli 2024

Tukang Perahu dan Sarjana Baru

 



Alkisah, ada seorang sarjana yang baru lulus dari sebuah perguruan tinggi ternama sedang mengadakan perjalanan seorang diri menuju sebuah desa yang terpencil. Sebagai seorang sarjana yang baru diwisuda tampak sekali sikapnya sangat idealis. Ibaratnya bagai kerupuk yang keluar dari wajan penggorengan, masih renyah.

Karena desa yang dituju letaknya sangat jauh dari kota, dia harus menempuh perjalanan berjam-jam lamanya. Dia harus menyusuri jalan setapak dengan hanya berjalan kaki karena jalur yang dilalui tidak bisa ditempuh dengan kendaraan.

Tibalah ia di sebuah sungai yang besar. Desa yang ia tuju berada di seberang sungai tersebut, dan tidak ada jembatan untuk menyeberanginya. Dia harus menyeberangi sungai besar yang arusnya sangat deras dengan menggunakan biduk kecil. Mau tidak mau dia harus menggunakan sarana yang ada karena hanya ada satu tempat penyeberangan.

Seorang tukang perahu dengan penampilan lusuh bersiap menyeberangkan sang sarjana dengan perahunya. Ketika perahu kecil sudah mulai bergerak menyusur sungai sarjana bertanya pada tukang perahu; ”Bapak tahu tentang SAINS?”. Tukang perahu menjawab dengan polos. “Tidak”. Sarjana baru menimpali dengan berkata; “Kalau kamu tidak tahu SAINS berarti kamu akan kehilangan sepertiga hidupmu”.

Selanjutnya sarjana baru bertanya lagi; ”Bapak tahu tentang filsafat?”. Lagi-lagi tukang perahu menjawab dengan santai, “Tidak”. Sambil tersenyum sinis sarjana berkata; “Kalau kamu tidak tahu tentang filsafat berarti kamu akan kehilangan sepertiga hidupmu”. Tiba-tiba terdengar suara keras “Brakk..”. Rupanya sampan kecil tersebut menabrak batu besar yang tidak tampak dari permukaan air.

“Kamu tahu tentang cara berenang?” Tukang perahu berteriak pada sarjana. Dengan gugup sarjana berkata “Tidak”. Tukang perahu sekali lagi berteriak; “Kalau kamu tidak tahu caranya berenang bukan cuma sepertiga, tapi seluruh hidupmu akan hilang”.

Cerita ini saya kutip dari Prof.Mujamil Qomar. Pesan penting dari cerita ini, jangan pernah merasa menjadi orang pintar dan merendahkan orang lain, karena setiap orang punya kelebihan masing masing. Jadi, respek dan hormati siapa saja….

 

 

2 komentar:

Belajar Sepanjang Hayat #2

  Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah ...