Kamis, 19 September 2024

Kehilangan Uswah

 



Senin tanggal 16 September 2024 kemarin, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awwal 1446 Hijriyah kita memperingati maulid (kelahiran) Nabi junjungan Muhammad Saw. Setiap momen peringatan maulid tiba, jagat media sosial kita selalu diramaikan dengan konten pro dan kontra peringatan maulid. Sebuah fenomena yang akan terus terulang sampai bumi ini berhenti berputar.

Sebenarnya dua kelompok yang saling berbeda pendapat bisa kompromi dalam perbedaan. Biarkan kami, jamaah yang selalu memperingati maulid tetap melaksanakan kegiatan ini. Dan tidak pernah ada paksaaan kepada kelompok yang anti peringatan maulid untuk mengikuti apa yang kami kerjakan. Jadi, tidak perlu keluar fatwa bid’ah dan selalu menyesatkan, karena itu sangat menyakitkan.

Makna hakiki dari peringatan maulid adalah meneguhkan kembali kesadaran diri untuk selalu mengikuti sunah Nabi. Rasulullah Saw adalah model sempurna yang harus diikuti oleh umat Islam sedunia. Beliau adalah sosok yang akan selalu relevan dijadikan uswah segala tingkah lakunya. Terlebih saat ini, kita telah kehilangan figur yang bisa dicontoh dalam masyarakat.

Rendahnya moral masyarakat atau bangsa salah satu hal dikarenakan tidak adanya teladan yang bisa diikuti. Faktanya, penjaga moral justru banyak yang tidak bermoral dan penegak keadilan banyak yang berbuat curang. Masyarakat sulit mencari figur teladan yang perkataan, perbuatan dan geraknya benar-benar lurus.

Umat Islam harus kembali pada teladan yang benar-benar paripurna. Uswah satu-satunya yang tidak memiliki cela adalah Nabi Agung Muhammad Saw. Sebagai pemimpin, suami, orang tua, tetangga dan apapun peran beliau semua layak diikuti. Rasulullah merupakan figur “uswatun hasanah” yang semua sisi kehidupan beliau harus diteladani umat Islam. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad….

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Sepanjang Hayat #2

  Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah ...