Kamis, 15 Mei 2025

Syukur Atau Kufur?

 



“Hidup itu indah dan berbahagia, biarpun banyak juga gelapnya. Dan bukankah gelap itu ada, ialah supaya teranglah tampak yang bercahaya itu?”. Kalimat indah penuh makna tersebut adalah kutipan dari surat RA.Kartini kepada Nyonya Abendanon pada tanggal 13 Agustus 1900.

Mungkin maksudnya, hidup ini adalah anugerah besar dari sang pencipta. Kita mesti bersyukur karena diberi nikmat kehidupan. Memang benar, dalam hidup ini akan banyak cobaan, kesedihan dan penderitaan, tapi semua itu akan menjadikan kita semakin bersyukur. Karena seluruh ujian yang kita terima tidak sebanding dengan nikmat yang telah diberikan Allah.

Hidup ini pilihan, apakah kita memilih selalu bersyukur atau terus berkeluh kesah. Apabila kita memilih syukur, niscaya semua pemberian Allah akan kita gunakan hanya untuk mengabdi, beribadah. Hidupnya kan bahagia meski secara ukuran duniawi serba kekurangan. Dan janji Allah, jika bersyukur nikmat-Nya akan selalu ditambah.

Sementara orang yang senantiasa mengeluh bisa berakibat kufur nikmat. Hidupnya bermuram durja. Dia lupa, bukankah nikmat Allah itu hakikatnya tidak pernah bisa kita hitung banyaknya, namun seakan dia tidak pernah mengecap sedikit pun nikmat Allah.

Semoga kita menjadi hamba yang pandai bersyukur. Orang yang bersyukur kelak akan mendapatkan kenikmatan yang lebih besar. Sementara orang yang kufur akan meratapi hidupnya di dunia dahulu. Padahal semuanya tidak akan pernah bisa lagi diulang. Andaikata roda kehidupan bisa diputar, “Oh, seandainya saja aku menjadi tanah.” (Surat an-Naba 40)

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Misi Berat Timnas Indonesia

  Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 babak ke-4 zona Asia akan segera dihelat. Undian babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 su...