Rabu, 03 Desember 2025

“Ketika Hutan Hancur, Banjir Datang: Siapa yang Bertanggung Jawab?”

 



BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) telah mencatat korban tewas dalam bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat bertambah menjadi 659 orang.

Berdasarkan data BNPB yang ditampilkan dalam situs resmi mereka, jumlah korban hilang sebanyak 475 orang di tiga provinsi terdampak. Sementara itu korban luka-luka dalam bencana ini mencapai 2.600 orang. Jumlah warga terdampak banjir besar di Aceh, Sumut, dan Sumbar tembus 3,2 juta jiwa. (Mengutip data dari CNN Indonesia Selasa (2/12)).

Bencana banjir di Sumatera adalah bencana nasional yang mengerikan sebagai akibat rusaknya hutan. Meski demikian, sampai saat ini belum ada pejabat atau perusahaan yang menyatakan bertanggungjawab atas kejadian memilukan ini. Inilah kebiasaan di negeri kita, tidak ada budaya kesatria kebanyakan sifatnya pengecut.

Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.” (al-baqarah 11). Itulah gambaran para perusak hutan di Indonesia. Mereka selalu bersilat lidah bahwa yang mereka lakukan tidak merusak.

Apa dampaknya bila mengaku bersalah?. Mengaku saja, paling hukumannya hanya ringan. Setelah itu Anda bisa menikmati hasil jarahan seumur hidup. Lima tahun penjara, tapi dijalani hanya setahun atau dua tahun. Lagi pula, penjaranya pasti memiliki fasilitas mewah, bisa jalan-jalan nonton konser. Please, mengakulah wahai para perusak, bertanggungjawablah…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Musibah Menjadi Pengingat, Bukan Panggung Pencitraan

  Bencana, dalam berbagai bentuknya, selalu menghadirkan duka serta kesadaran betapa lemahnya manusia di hadapan kekuatan sang Pencipta. N...