Jumat, 14 Agustus 2020

SABAR DENGAN MENULIS


Kesabaran adalah kunci keberhasilan, begitu kata banyak orang. Kalau kita renungkan memang ada benarnya. Sabar memiliki hubungan sebab akibat dengan keberhasilan. Hampir sama dengan rajin pangkal pandai. Pasangannya rajin adalah pandai. Kalau dibalik, setiap orang pandai itu rajin, setiap orang berhasil pasti ia telah mengalami proses belajar dengan sabar.

Belajar menulis juga membutuhkan kesabaran. Terkadang tidak mudah menuangkan ide dalam sulaman bahasa yang indah. Banyak hambatan dan pasti semua mengalami hal ini. Disaat stagnan, mengalami kebuntuan, disaat itulah kita melatih diri untuk bersabar.

Ketika seorang penulis kehilangan kesabarannya, semua berakhir. Tulisan menjadi karya yang tidak pernah selesai. Menulis memang harus dengan perasaan. Suasana hati yang tertekan tidak akan pernah bisa menghasilkan tulisan yang baik. Itu sebenarnya bukan perkataan saya, hanya mengutip dari para pakar literasi. Kiatnya, harus selalu menyenangkan diri untuk menjaga semangat menulis dan mencoba mencapai hasil karya yang lebih baik.

Kesabaran selalu berbuah manis. Meskipun tidak selamanya kesabaran bergandengan dengan kata keberhasilan. Sama halnya dengan rajin, tidak mutlak orang rajin itu pasti pandai. Dalam parameter kebanyakan orang fase keberhasilan ukurannya kadang terlalu sempit. Umumnya orang menimbang keberhasilan dalam ekonomi adalah mereka yang memiki kekayaan berlimpah. Keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah mereka yang pandai dan memiliki gelar “seabrek”. Dan keberhasilan dalam dunia menulis adalah mereka yang menjadi penulis terkenal. Namun, bila kita nalar dengan mendalam, keberhasilan sebenarnya memiliki makna yang lebih luas. Orang yang bekerja giat memenuhi kebutuhan hidupnya agar tidak bergantung dengan orang lain dia adalah orang yang berhasil. Demikian pula mereka yang telah mengalami proses belajar dengan sabar sebenarnya telah berhasil. Berhasil mengalahkan rasa malasnya. Dan hakikatnya tidak ada kegagalan, karena proses yang dijalani dengan keyakinan dan melibatkan sepenuh rasa adalah sebuah keberhasilan.

Poinnya, kesabaran dalam menulis akan menghasilkan karya tulis yang sempurna, dalam arti lengkap sesuai apa yang menjadi gagasannya. Dan proses panjang belajar menulis sadar atau tidak sadar telah membimbing jiwa kita menjadi pribadi yang sedikit lebih sabar.

 

2 komentar:

  1. Tenan lho pak....
    Ada 3-4 tulisanku yang huntu hanya 1-2 paragraf saja.
    Semua butuh pikiran yang tenang dan jiwa yang senang..

    Terima kasih prof. Naim yang sabar mrmbimbing kita semua...
    Semangat terus pak Pri...

    BalasHapus
  2. Inggih pak Slamet. Harus dilanjut yang buntu niku....he,,he

    BalasHapus

Menikmati Pagi

  Salah satu hal yang saya sukai adalah olahraga di pagi hari. Kalau tidak bersepeda biasanya saya jalan kaki atau lari-lari kecil. Udara ...